Sabtu, 11 Desember 2010

Indonesia di Wikileaks ???



1. Pendahuluan
Wikileaks diluncurkan pada tahun 2007 yang bekerja untuk melaporkan dan mempublikasikan informasi penting, sebagai organisasi media non-profit. Selain itu mengkombinasikan teknologi pengamanan high-end pada jurnalisme dan prinsip-prinsip etika, seperti media melakukan jurnalisme investigasi, Wikileaks menerima (tapi tidak meminta) anonim sumber informasi. Tidak seperti gerai lainnya, Wikileaks menyediakan kotak drop anonim keamanan yang tinggi dibentengi oleh teknologi informasi kriptografi mutakhir. Ini memberikan perlindungan yang maksimal kepada sumber-sumbernya.

2. Kondisi saat ini
Kawat diplomatik secret, confidential, unclassified mulai dibocorkan tepatnya di bulan Juli 2010, ketika itu membocorkan puluhan ribu dokumen rahasia milik Amerika Serikat mengenai perang di Afganistan. Dokumen itu kemudian dibocorkan ke laman publik Wikileaks.
Sampai dengan tanggal 11 Desember 2010 pukul 13.00 WIB, situs yang masih diupdate adalah http://www.wikileaks.de, http://www.wikileaks.fi dan http://www.wiwkileaks.nl, sudah menayangkan 1.295 dari 251.287 kawat diplomatik Amerika Serikat ke 274 Kedutaan, Konsulat dan Misi Diplomatik.
Dari 1.060 dokumen tersebut, belum satu pun mempublikasikan yang berasal dari Kedubes AS di Jakarta (3.059 kawat) atau Konsulat AS di Surabaya (167 kawat).
Saya baru menemukan 4 kawat rahasia yang berasal dari Secretary of State yang berhubungan dengan Indonesia yaitu :
a. Nomor : 09STATE15113
Dirilis pada : 18 Pebruari 2010 Jam 23:11
Klasifikasi : Rahasia
Perihal : Permintaan Untuk Informasi: Dependensi Asing Kritis (Infrastruktur Kritis Dan Sumber Daya Kunci Terletak di Luar Negeri)

b.Nomor : 09STATE131801
Dibuat : tanggal 30 Desember 2009 jam 13:01
Klasifikasi : Rahasia
Perihal : Keuangan Teroris

c.Nomor : 08STATE116943
Klasifikasi : Rahasia
Dibuat : tanggal 3 November 2008 jam 18:06
Perihal : Diplomatic Security Daily

d.Nomor : 09STATE80163
Tanggal : 31 Juli 2009 jam 20:08
Klasifikasi : Rahasia
Perihal : Pelaporan dan Pengumpulan Kebutuhan



3. Analisis
Berdasarkan informasi Wikileaks, dari 3.226 kawat tersebut, Memang kawat diplomatik tentang Indonesia (khususnya Kedubes AS di Jakarta) tidak banyak yang rahasia yaitu :
3,5% (107 dokumen) adalah Secret
48% (1468 dokumen) adalah Confidential
48,5% ( 1484 dokumen) adalah Unclassified

Namun yang paling menarik untuk disimak yaitu peringkat Indonesia dibandingkan negara-negara ASEAN. Indonesia menduduki peringkat ke-1. Namun dari jumlah kawat diplomatik berklasifikasi rahasia sebanyak 3,5% itu, sudah yang paling tinggi dibandingkan negara ASEAN lainnya. Menurut RUU Rahasia Negara, apabila kawat klasifikasi rahasia bocor, maka akan terganggunya fungsi penyelenggaraan negara, sumber daya nasional, dan/atau ketertiban umum (masa retensi 20 tahun). Sedangkan kawat yang berklasifikasi terbatas jika bocor, akan berakibat terganggunya pelaksanaan tugas dan fungsi lembaga pemerintahan (masa retensi 10 tahun). Sehingga apabila digabung maka jumlahnya mencapai 1.575 kawat diplomatik.
Kita belum mengetahui rincian kawat tersebut, apabila dihitung dari statistik kawat diplomatik per tahun, maka untuk kurun waktu tahun 1966 - 2010, terdapat 35 kawat diplomatik yang berklasifikasi rahasia/terbatas. Jika dihitung per bulan, maka terdapat 3 kawat diplomatik yang berklasifikasi rahasia/terbatas.

Amerika Serikat menilai peran sentral Indonesia di ASEAN, dibuktikan dengan adanya korelasi jumlah kawat diplomatik diantara negara ASEAN. Indonesia sebagai negara terbesar ke-4 jumlah penduduknya di dunia, kemudian dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia dan negara demokrasi peringkat 3 di dunia, menjadikan arti strategisnya Indonesia di mata Amerika Serikat.

Pada KTT ke-17 ASEAN di Hanoi yang juga dihadiri oleh Presiden Korea Selatan, PM China, PM Jepang dan PM Selandia Baru yang berakhir pada tanggal 30 Oktober 2010, kehadiran presiden SBY di Hanoi yang pada saat itu harus bolak-balik ke Padang-Hanoi, memang sangat dibutuhkan. Indonesia sedang mengalami bencana Mentawai dan Merapi, namun pertemuan puncak para pemimpin ASEAN seperti kehilangan ruhnya apabila presiden SBY tidak hadir. Indonesia sebagai pendiri ASEAN, secara konsisten menjalankan politik luar negerinya dengan baik di ASEAN. Kehadiran Indonesia di KTT ASEAN dan pertemuan tingkat tinggi sebagai big brother di kawasan Asia Tenggara, peran Indonesia sangat dominan. Selain itu, Indonesia menjadi Ketua ASEAN 2011 kehadiran SBY sangat penting guna menyampaikan visi ASEAN dalam menuju terbentuknya Komunitas ASEAN 2015



Versi lain menyebutkan selain masalah teknologi yaitu :
Setelah kejadian 9/11, banyak bermunculan badan baru intelijen di AS. Komunitas intelijen menjadi terlalu gemuk secara personil dan organisasi, selain itu banyak agen intelijen AS yang memanfaatkan internet untuk berkomunikasi dan bahkan rekruitmen agen baru. Hal ini membuat kendali dan komando intelijen AS mnjadi sulit. Hal-hal inilah yang dimanfaatkan wikileaks, melalui peretasan ke jalur komunikasi komunitas intelijen AS (intellipedia, wikiscanners,etc) dan eksploitasi SIPRN (secret internet protocol router network); melalui social engineering memanfaatkan kelemahan rekruitmen baru, dan memanfaatkan human error agen2 AS yang terlena fenomena social network (fesbuk/twiter); memanfaatkan dukungan dan informasi dari berbagai lembaga non-pemerintah dan aktivis HAM yang sepaham dengan prinsip kebebasan informasi dan penegakan HAM.

Namun kebocoran kawat rahasia AS ini bukan karena pemecahan sandi karena AS bukan negara yang lemah di bidang kripto. Assange dan timnya harus memiliki supercomputer sebesar google.inc untuk bisa mengupas enkripsi kedubes AS. Tidak, kesalahan fatal ada pada sistem (baru) institusi intelijen AS pasca 11 sept yang membuka banyak peluang dan kelemahan baik secara human, prosedur maupun teknis.

4. Langkah Antisipatif
Kebijakan umum pemerintah untuk kasus Wikileaks ini disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Indonesia, Marty Natalegawa kepada wartawan usai joint comission dengan Malaysia di The Laguna, Nusa Dua, Bali, Rabu (8/12/2010) :
Pemerintah Indonesia telah menegaskan bahwa tidak akan bersikap reaktif terhadap pembocoran dokumen rahasia oleh WikiLeaks, terutama yang terkait dengan Indonesia. Namun demikian, Pemerintah Indonesia tetap mengamati perkembangan masalah ini bahkan menganalisa dampak-dampaknya terhadap Indonesia. secara umum pemerintah Indonesia mengikuti dengan seksama perkembangan masalah WikiLeaks ini, seperti halnya semua negara di belahan bumi ini. Selain itu, Indonesia juga melakukan pengkajian dan analisis terhadap kasus ini agar tidak mengganggu kepentingan Indonesia.



Untuk itu langkah antisipatif yang akan direkomendasikan yaitu :
a.Menunggu munculnya publikasi kawat diplomatik yang berasal dari Kedubes AS di Jakarta dan Konsulat di Surabaya, kemungkinan memerlukan waktu berbulan-bulan.
b.Melakukan strategi untuk menangani reaksi publik di Indonesia dan yang melibatkan negara lain. Ini tentunya setelah mendapatkan berbagai informasi dari Kedubes AS. Reaksi publik harus diperhitungkan karena tidak saja berpotensi mengganggu hubungan kedua negara (Indonesia dan AS) dan negara lain, tetapi juga menggoyahkan pemerintahan saat ini dan membuka kembali kebijakan pemerintahan masa lalu. Reaksi publik yang paling nyata disiapkan adalah bagaimana sikap pemerintah apabila AS melakukan banyak intervensi dan membuat julukan yang tidak sepantasnya untuk para pemimpin kita dahulu dan saat ini. Selain itu sistem pengamanan informasi dalam korespondensi Jakarta dan KBRI akan dipertanyakan oleh rakyat yang dapat menjamin tidak adanya kebocoran informasi mengenai diplomasi, militer dan intelijen.
c. Menyarankan kepada Presiden melalui Menhan untuk mempercepat pembahasan RUU Rahasia Negara, Intelijen dan Keamanan Nasional sebagai awal kesadaran dan implementasi keamanan informasi serta rahasia negara di Instansi Pemerintah dan Publik. Momentum ini tepat sebagai ancaman keamanan nasional dan solusi dari kebocoran informasi ditinjau dari aspek teknologi high-end security (cryptography), aksi intelijen negara lain, dan pengamanan personil (Process, People and Technology).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar