Minggu, 05 Desember 2010

Dampak Wikileaks : Poleksoskumtik



Pagi ini sudah bertambah kawat diplomatik yang dishare di http://213.251.145.96 dari 683 menjadi 821 kawat diplomatik. Semakin bertambahnya kawat diplomatik yang dipublikasikan, maka secara langsung/tidak langsung akan berdampak pada hubungan negara-negara tersebut dengan Amerika Serikat. Perubahan pandangan negara-negara di dunia terhadap Amerika Serikat tentunya menjadi perhatian menarik.

Dampak tersebut setidaknya memberikan hikmah agar lebih memperhatikan keamanan informasi negara masing-masing dan mempersiapkan/antisipasi pemerintah terhadap warga negaranya yang tidak dapat menerima kebijakan politik luar negeri Amerika Serikat tersebut serta bagaimana sikap suatu negara terhadap Amerika Serikat akibat dipermalukan para pemimpin negaranya. Dibawah ini adalah contoh tanggapan para birokrat, pakar/ahli, akademisi tentang dampak wikileaks dipandang dari aspek politik, hukum, ekonomi, sosial, teknologi informasi dan komunikasi:



1. Presiden Barack Obama pada hari Rabu (1 Desember 2010) menunjuk seorang pakar anti-terorisme untuk memimpin upaya mengurangi dampak penyebarluasan dokumen rahasia yang dilakukan WikiLeaks. Pakar itu juga bertugas mencegah pengungkapan data secara tidak sah pada masa depan. (http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/internasional/10/12/02/150181-gawat-obama-tunjuk-pakar-antiterorisme-untuk-hadapi-wikileaks)
"Russel Travers, wakil direktur pertukaran informasi di Pusat Antiterorisme Nasional, akan memimpin upaya komprehensif untuk mengidentifikasi dan mengembangkan pembaruan struktural yang dibutuhkan mengingat pelanggaran WikiLeaks", jelas Gedung Putih. Washington sedang berusaha mengendalikan dampak sejak laman Internet WikiLeaks mengungkapkan sekitar 250 ribu kawat diplomatik rahasia AS. Banyak dari data itu mengungkapkan penilaian yang mempermalukan para pemimpin asing. Selain itu Obama akan mengambil langkah-langkah substantif guna menghindari terulangnya kebocoran seperti itu. Di antara tugas-tugas barunya, Travers akan memberikan nasihat pada staf keamanan nasional mengenai "aksi-aksi korektif, langkah-langkah pencegahan, dan rekomendasi-rekomendasi kebijakan terkait dengan pelanggaran itu", kata Gedung Putih.
Departemen luar negeri AS telah melancarkan peninjauan kembali atas prosedur keamanannya.



2.Menko Polhukam (Marsekal TNI (Purn.) Djoko Suyanto) di http://id.news.yahoo.com/antr/20101203/tpl-menkopolhukam-perintahkan-menlu-dan-cc08abe.html
Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan, Djoko Suyanto telah memerintahkan Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa dan Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring untuk memantau isi laman WikiLeaks. "Saya sudah perintahkan kepada Menkominfo dan Kemenlu untuk melihat apa saja isi dari Wikileaks itu," kata Djoko Suyanto ketika ditemui di komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (3 Desember 2010).
Djoko menyatakan hal itu terkait pernyataan pengelola WikiLeaks yang akan menyebarkan ribuan dokumen rahasia Amerika Serikat yang terkait dengan Indonesia. Menlu dan Menkominfo bertugas untuk menelusuri dokumen apa saja yang disebarkan oleh laman tersebut. Kedua kementerian itu juga bertugas mengelompokkan data itu dalam sejumlah kategori, yaitu rahasia, terbatas, ataupun terbuka. Kemudian, kata Djoko, pemerintah akan menganalisis isi dokumen sesuai dengan kepentingan nasional.

"Tindakan selanjutnya adalah bagaimana menyikapi itu setelah kita tahu betul yang dirilis itu apa, kita belum tau yang dirilis itu apa," katanya. Djoko menegaskan, pemerintah Indonesia juga akan bekerja sama dengan pemerintah Amerika Serikat untuk mempermudah penelusuran.



3.Menlu RI (Dr. Raden Marty Muliana Natalegawa, M.Phil., B.Sc.) di http://www.detiknews.com/read/2010/12/04/170221/1509107/10/bocornya-dokumen-soal-indonesia-di-wikileaks-tak-ganggu-hubungan-ri-as.
Meski situs Wistleblower WikiLeaks akan membocorkan berbagai dokumen kawat diplomasi pemerintah Amerika Serikat (AS) tentang Indonesia, namun hal itu tidak akan mempengaruhi hubungan bilateral antara Indonesia dan Amerika Serikat.

"Hubungan bilateral tidak akan terganggu," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Michael Tene kepada detikcom via telepon, Sabtu (4/12/2010). Sikap Kemenlu menurut Michael tetap sama seperti yang sebelumnya telah disampaikan oleh Menlu Marty Natalegawa, bahwa Indonesia terus memantau. Namun tidak akan memberikan tanggapan tentang isi bocoran tersebut.

"Pada hakikatnya diselesaikan oleh pemerintah AS sendiri. Isinya kami tidak akan memberikan tanggapan," ujarnya. Apakah Indonesia dirugikan dengan bocornya data tersebut? "Sekali lagi itu adalah dokumen mereka. Kita mengikuti pemberitaan dan perkembangan tentang bocornya dokumen tersebut," ujarnya.



4.Menurut Ahli Hukum (Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Prof. Hikmahanto Juwana, SH., LL.M., Ph.D) di http://www.detiknews.com/read/2010/12/04/141935/1509042/ 10/hikmahanto-juwana-wikileaks-mengubah-dunia :
Pembocoran berbagai informasi milik pemerintah Amerika Serikat (AS), termasuk kawat-kawat yang dikirim oleh Perwakilan AS ke Washington, akan mengubah dunia. Dunia akan goyah dan memicu ketidakstabilan dunia. "Bila tidak ditangani secara hati-hati oleh pemerintah negara-negara di dunia apa yang dilakukan oleh WikiLeaks berpotensi untuk menggoyahkan stabilitas dunia yang ada. Reaksi dan kemarahan para elit negara yang dilaporkan oleh Perwakilan AS ke Washington merupakan sumber bagi ketidakstabilan dunia," kata Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Indonesia Prof Hikmahanto Juwana dalam rilis yang diterima detikcom, Sabtu (4/12/2010).

Menurut Hikmahanto, WikiLeaks berpotensi mengubah sikap negara-negara dunia bila berhubungan dengan AS, khususnya para diplomat mereka. Kepercayaan akan berubah menjadi kecurigaan dalam berinteraksi dengan para pejabat AS. Para elit pemerintahan negara-negara akan bersikap ekstra hati-hati bila berhubungan dengan AS.

"Ikon yang selama ini melekat pada AS seperti demokrasi, penghormatan terhadap HAM, penjaga perdamaian, polisi dunia, bahkan sebuah negara yang memperjuangkan kebenaran dan keadilan dapat dipastikan runtuh," papar mantan anggota Tim 8 tersebut. Dia menambahkan, informasi yang dibocorkan oleh WikiLeaks dapat memperuncing hubungan antar negara-negara yang bertetangga, negara-negara dalam suatu kawasan, bahkan negara-negara yang dikatagorikan sebagai adi daya. Hal ini karena berdasarkan informasi dari berbagai Perwakilan AS, diketahui bagaimana sikap satu pemimpin dalam bentuk yang asli terhadap pemimpin lainnya.

"Apa yang dilakukan oleh WikiLeaks berpotensi untuk menggoyahkan stabilitas dalam negeri suatu negara. Informasi akan digunakan untuk menjatuhkan para elit politik satu sama lain yang ada dalam negara tersebut," imbuhnya. Yang selanjutnya menjadi pertanyaan adalah, apakah perubahan seperti ini yang menjadi tujuan dari Julian Assange dan kawan-kawannya? Bila memang demikian apakah ini merupakan kebaikan bagi dunia? Atau malah sebaliknya?

"Saat ini pemerintah AS tidak menolak ataupun membenarkan informasi yang dibocorkan oleh WikiLeaks. Suatu sikap yang patut diapresiasi untuk mencegah dampak buruk. Namun dari berbagai langkah kebijakan pemerintah AS sepertinya informasi yang dibocorkan merupakan suatu kebenaran.

"Kini segala sesuatu akan berpulang pada kedewasaan dunia dan pemerintahan masing-masing negara dalam menyikapi informasi yang dibocorkan oleh Wikileaks. Tentu dunia dapat mengambil hikmah dari apa yang dilakukan oleh Wikileaks, termasuk bagaimana bersikap dengan AS," tutupnya.



5.Menurut Pengamat Teknologi Informasi dan Komunikasi (anggota Komite Regulasi Telekomunikasi pada Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia/BRTI, Heru Sutadi) di http://www.detikinet.com/read/2010/12/04/145828/1509058/398/wikileaks-menanti-informasi-jakarta-dan-dampak/?i991101105
Secara kasat mata, Wikileaks membuka pada dunia lemahnya keamanan jaringan dari Kedubes AS di berbagai negara --setidaknya database kawat diplomatik, sehingga bisa tercuri dan bocor ke seluruh dunia. Meski memang perlu diklarifikasi kebenaran semua dokumen Cable Gate, namun perlu kreativitas tinggi dan memahami perkembangan yang terjadi dengan sikap pemerintah AS, jika dokumen-dokumen itu dianggap sebagai karangan.

Ini tentunya perlu menjadi pelajaran, bahwa perkara keamanan jaringan bukanlah hal sepele. Dan itu bukan hanya terkait dengan database sistem yang ada di dalam negeri, namun juga jika proses dan letak server berada di luar negeri, yang kita sendiri tidak tahu apa yang terjadi di luar negeri sana. Secara lebih jauh, ini akan berpengaruh terhadap solusi komputasi awan (cloud computing) yang akan menjadi tren ke depan.

Selain itu adalah sikap kita jika dokumen 'Jakarta' akhirnya terpublikasi, apakah Wikileaks harus diblok? Dengan adanya beberapa URL yang bisa diakses, sesuai sifat internet, bukan perkara mudah 'mematikan' wikileaks. Dan, untungnya, informasi yang bocor adalah informasi menurut kaca mata AS, bukan informasi dalam negeri.

Sehingga, kita juga perlu tahu cara pandang AS sesungguhnya tentang Indonesia. Cara pandang itulah yang juga akan menentukan hubungan negara-negara yang dilabelkan tertentu dengan AS ke depan, dan kita tidak sendiri. Sebab menurut Founder Wikileaks, Julian Assange, saat tanya jawab dengan Guardian Jumat (03/12/10), dikatakannya, "History will win. The world will be elevated to a better place. Will we survive? That depends on you".



6.Julian Assange (Pemilik Wikileaks) di http://m.politikana.com/baca/2010/11/30/wikileaks-titik-terangkah.
Wikileaks akan berdampak pada bidang ekonomi, hal tersebut tidak akan berarti besar jika yang dipermasalahkan disini adalah sebuah problema rumah tangga satu keluarga. Kenyataanya yang sekarang dipertaruhkan adalah bank-bank di Amerika, pusat perputaran dana perekonomian negara.
Bukan terungkapnya kebenaran yang harus kita takutkan, namun dipertaruhkannya "stabilitas optimisme pasar terhadap kegiatan perekonomian" itulah yang sangat beresiko. Hal tersebut disebabkan karena hal yang kemungkinan paling pertama jatuh saat informasi ini dibeberkan adalah optimisme pasar tersebut, terlepas dari benar atau tidaknya informasi tersebut.
Ekonomi dalam konteks dunia saat ini tidak terbatas pada satu negara alias semua negara-negara saling bersangkut-paut didalamnya, gangguan pada perekonomian Amerika berdampak besar terhadap negara-negara lainnya.
Ini hanya persoalan waktu saja hingga informasi-informasi tersebut keluar di publik, dapat kita perkirakan bahwa gangguan terhadap image dan keadaan perbankan Amerika akan menurunkan optimisme pasar, padahal sudah jelas optimisme tersebut adalah kunci berkembangnya perekonomian kapitalisme (beli,beli dan beli kasarnya), perlu di ingat bahwa sebagian besar negara-negara di dunia termasuk Indonesia pada dasarnya menganut sistem perekonomian tersebut, kita saling bersangkut paut satu sama lain.
Terdapat persyaratan-persyaratan khusus untuk men-submit informasi kedalam situs Wikileaks, namun apakah itu susah untuk memanipulasi sebuah informasi? Ingat bagaimana Inggris yang merasa sebagai bangsa superior telah memanipulasi tengkorak orang utan untuk lalu diakui sebagai manusia piltdown asal Britain ? Ingat malapetaka perang yang diakibatkan oleh teori tersebut?
Saat ini Wikileaks seolah-olah menjadi sebuah harapan akan titik terang dari begitu banyaknya informasi yang "abu-abu", pun ada baiknya kita tidak percaya 100%.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar