Sabtu, 04 Desember 2010

Kode Kawat Diplomatik Amerika Serikat



UK's The Guardian newspaper has broken down the number of cables sent from top locations of US embassies and consulates around the world.

“The Wikileaks data covers a specific chunk of leaked cables—it's not all cables sent over the period, but rather a selection,” according to The Guardian.

Based on the selection of cables covered by Wikileaks, here are the number of cables sent from some of the US embassies in Southeast Asia:

From Indonesia:
US Embassy in Jakarta = 3,059
US Consulate in Surabaya = 167

Some of the tags on cables sent from the US Embassy in Jakarta are:
PHUM: Human Rights
ASEC: Security
PREF: Refugees
ELAB: Labor Section

Other embassies in Southeast Asia:

US Embassy Bangkok= 2941
US Embassy Rangoon= 1854
US Embassy Manila = 1796
US Embassy Kuala Lumpur= 994
US Embassy Phnom Penh= 777
US Embassy Singapore= 704
US Embassy Dili = 390
US Embassy Bandar Seri Begawan = 256



Sebetulnya kawat diplomatik hal yang biasa dilakukan oleh para diplomat dengan kapasitasnya sebagai perwakilan negaranya di negara lain. Dengan kata lain laporan kerja kepada institusi pusat terkait dengan tempat dia atau mereka bekerja serta ditugaskan. Namun berita tersebut menjadi menarik karena menyangkut kredibilitas isi laporan tersebut, negara yang diungkap, siapa yang melaporkan dan bagaimana mendapatkan data yang sangat super rahasia tersebut.

Menyimak dari bocornya sebuah kerahasiaan negara dan diungkap ke khalayak umum, sepertinya kita harus lebih banyak belajar tentang bagaimana sifat suatu dokumentasi terutama dalam penyimpanan data atau arsip rahasia negara. Namun lebih dari itu, laporan banyaknya tentang Indonesia juga semakin menegaskan penting dan harus kuatnya dinas intelijen Indonesia terhadap segala aksi memata matai oleh pihak pihak asing.
Karena itu, sistim pertahanan dan kemananan negara bersama dinas intelijen harus lebih aktif lagi terutama mengahadapi segala ancaman baik dari luar maupun dari dalam negeri sendiri yang berupaya mengganggu stabilatas nasional. Dimana akhirnya akan ada pihak pihak yang mengambil keuntungan dari ketidakstabilan tersebut.



Situs Whistleblower WikiLeaks sudah membocorkan sekitar 3.059 dokumen yang berkaitan dengan Kedubes AS di Jakarta. Kawat diplomatik yang dipublikasikan tercatat sejak era Presiden Soeharto hingga Presiden SBY.

Seperti dilansir WikiLeaks, Sabtu (4/12/2010), data yang muncul sejak 19 November 1990 hingga 27 Februari 2010. Tema yang dibahas menggunakan kode khusus seperti PTER, PREL, PGOV, PHUM, KTIP, KCRM, KWMN, SNIG, KFRD, ASEC, PREF, ELAB, dan KMCA. Belum semua kode-kode ini bisa diterjemahkan. Namun beberapa sudah bisa diketahui artinya.

PTER adalah kode untuk isu terorisme, PREL kode untuk hubungan diplomatik dengan luar negeri, sementara PGOC menyangkut permasalahan dalam negeri. PHUM adalah untuk tema Hak Asasi Manusia. Artinya akan ada kasus-kasus pelanggaran HAM yang akan dibongkar WikiLeaks. Ada juga ELAB yang terkait dengan isu-isu buruh dan tenaga kerja.

Sedangkan PREF adalah soal pengungsi. Yang tentunya akan menarik adalah dokumen Kedubes AS di Jakarta bertema ASEC. Ini adalah isu pertahanan.

Isu terorisme menjadi perhatian AS sejak zaman Presiden Soeharto. Hal ini terlihat dari kode PTER yang muncul dalam dokumen sejak tahun 1990 sampai akhir 1998.

Sementara pada saat Pemilu tahun 2004 dan tahun 2009 kode PGOV atau pemerintahan yang lebih banyak muncul. Tanggal terakhir yang dimunculkan oleh WikiLeaks tentang Kedubes AS di Jakarta adalah 27 Februari 2010.

Isu-isu pertahanan juga muncul cukup dominan, terutama pada era SBY di tahun 2009-2010. Data tersebut memang belum dipublikasikan secara rinci. WikiLeaks mengeluarkan isi dokumen sedikit demi sedikit secara bertahap.

Satu hal yang sudah terungkap dalam data yang diperoleh detikcom, Jumat (3/12/2010), adalah, Menlu AS Hillary Clinton meminta perwakilan AS untuk memata-matai di Kantor PBB, New York, AS.

Dokumen itu tertanggal Jumat, 31 Juli 2009 dengan kode referensi STATE 048489.

Salah satu perintah Hillary adalah meminta data biografi dan biometrik pada diplomat berbagai negara yang berada di PBB. Hal ini mulai dari Dewan Keamanan sampai wakil tetap untuk PBB.

"Informasi biografi dan biometrik dari anggota tetap G-77 khususnya China, Mesir, India, Indonesia, Malaysia, Pakistan, Afrika Selatan, Sudan, Uganda, Senegal dan Syria," demikian kawat diplomatik dari Hillary.

disarikan dari : http://www.detiknews.com/read/2010/12/04/093703/1508911/10/bocoran-wikileaks-tentang-indonesia-sejak-era-soeharto-hingga-sby dan http://id.voi.co.id/voi-dignitorial/7068-kerahasiaan-kawat-diplomatik-.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar