Minggu, 21 Agustus 2011

Perjalanan Ke Spanyol dan Swiss (Bagian 1)

Perjalanan Ke Spanyol dan Swiss (Bagian 1)



Alhamdulillah, akhirnya tercapai juga berpergian ke benua eropa. Walaupun waktunya terbilang cukup singkat namun cukup puaslah melanglang ke negara Spanyol dan Swiss. Perjalanan dimulai pada 5 Juni 2011 dari bandara Soekarno-Hatta Jakarta dengan pesawat Singapore Airlines SQ-963 pukul 19.05 WIB. Untuk kesekian kalinya saya mempercayai maskapai ini karena integritas, pelayanan dan performa yang baik, tidak salah kalau The official Skytrax World Airline Star Ranking memberikan predikat maskapai berbintang 5 pada tahun 2010 bersama Cathay Pacific, Asiana Airlines, Malaysia Airlines dan Qatar Airways.



Singapore Airline Boeing 777-300 take off bersamaan dengan Lufthansa dan Emirates, baru terbang 30 menit langsung diberikan prioritas meals berupa moslem meal yang harus dipesan secara online di krisflyer. Setelah terbang 1 jam 40 menit sampailah di Terminal 2 Changi. Tidak banyak perubahan di bandara dan terminal ini dibandingkan tahun lalu kecuali adanya 24 jam food court di lantai 2. Setelah naik skytrain ke terminal 3 langsung menuju free internet counter, tidak banyak yang berubah juga di terminal ini hanya yang baru adanya Halal Food di Lantai 3.



Transit 3 jam di Terminal 3 Bandara Changi tidaklah membosankan karena banyak hal yang dapat dilakukan. Saatnya boarding pass di Gate A untuk menuju Zurich dengan Singapore Airlines SQ-346 jam 01.20 waktu Singapura. Pesawat terbaru Airbus A380-800 dengan kapasitas 500 orang sudah siap mengudara. It's great flight with great plane....



Sepanjang perjalanan yang menyenangkan walaupun terbang 12 jam lamanya, karena selain mendapatkan makanan yang baik juga fasilitas entertainment yang keren. Private TV dengan layanan video, musik,language learning, hot news, dll. Tidak terasa 8 jam terbang dan pesawat sudah melintas di atas eropa timur, sambil menikmati lagu "long ago and far away" I dreamed a dream one day, And now that dream is here beside me, Long the skies were overcast but now the clouds have passed, You're here at last (rod stewart)





Saat jam 5 pagi tiba dan melintas di atas Laut Kaspia (Negara Georgia), kira-kira 3 jam lagi akan tiba di Zurich Flughafen kami dibangunkan oleh air crew untuk sarapan pagi. Sekali lagi kami mendapatkan prioritas untuk dibagikan moslem meal. Cuaca cukup bagus karena musim panas sehingga turbulance jarang terjadi. Setelah selesai sarapan, beberapa saat kemudian pesawat segera mendarat. Ternyata di pagi hari masih sepi di Kota Zurich tetapi pesawat dari benua Asia dan Amerika mulai berdatangan.





Zurich Flughafen tidaklah sebesar Bandara Changi atau Soekarno-Hatta,namun terlihat teratur, bersih, modern, nyaman namun efisien. Sepanjang mata melihat, pesawat Swiss Air bertebaran dimana-mana. Memang tidak sebesar dan sebanyak maskapai Singapore Airlines, Emirates, Malaysia Airlines, namun terlihat pengelolaan pesawat yang baik maintenancenya, tepat waktu, efektif dan efisien.



Setelah naik train menuju baggage claim, kami transit selama 4 jam untuk menuju Madrid, Spanyol dan dimulai dengan ke cafe di Zurich Flughafen untuk menikmati segelas coklat hangat dengan harga cukup 5 swiss frank. Sebelumnya kami melakukan check in online di counter Swiss Air, patut diacungi jempol karena check ini cukup dengan peralatan komputer yang tersebar cukup banyak di Terminal B sehingga tidak perlu antri. Swiss Air menuju Madrid sudah siap dari 2 jam yang lalu, saatnya boarding...





alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5643188212755393362" />

Perjalanan hanya menempuh 2 jam saja, Swiss Air LX-2024 take offnya halus, tepat jam 12.25 siang, fasilitas yang masih prima, terawat walau hanya Airbus 320 (seperti Batavia Air kalau di Indonesia). baru terbang 1 jam dan berada di atas negara Perancis, kami mendapatkan sandwich, orange juice dan coklat Swiss.







Tepat jam 14.20 tiba di Aeropuerto De Madrid Barajas, saya nilai ini bandara yang paling luas dibandingkan Changi, bahkan terminal 4 sudah selesai dan siap dioperasikan.
Bersambung yah...

Senin, 01 Agustus 2011

soal kriptanalisis klasik

Vigenere with Index of Coincidence

Teks Sandi :
TCPKE - YOMUD - PDFPN - ROQYS - CWPYR - HLPHL - DROMP - AOYDG - DPCCD - XZPED - PPIZF - QLJDR - OA (62).

Periode diduga 4, 5 atau 6


FOUR-QUADRANT MATRIX
a. PW’s = INTERCEPT (2 padanan) COMMUNICATION (2 padanan)
b. Teks Sandi sebagai berikut : OP SW UU QS KP UU HU AX LN DQ KO OK AM SX TG AK QX EG NG UU FG
KW TO QH QR QU BB PD BI OX SB SS FP ZN AR OK PQ KW QW FW AZ AX SW IS LI GT PQ TO MB CT QX CG QE
VE IK AM SX PQ UO EO DQ QU RR GQ OP QV IK AX UG IX DQ DD SU TO PP FH GS FO PP HQ OK PQ KW OP DS
EG LI QU PQ SE HQ PP KK KS LH SR QH FG GH MO PS KE DQ QI GC OW DN QR BQ HK

Kamis, 23 Juni 2011

Rapat Kerja Dosen STSN Tahun 2011



Sekolah Tinggi Sandi Negara (STSN) sebagai satu-satunya lembaga pendidikan tinggi yang mensuplai kebutuhan SDM persandian untuk tingkat ahli secara nasional, mempunyai tanggung jawab besar dalam mempersiapkan Sumber Daya Manusia Persandian Negara.Menyadari peran penting tersebut, STSN mencoba secara terus menerus dan berkesinambungan mengembangkan suatu sistem pendidikan yang mampu membentuk lulusan yang memiliki kemampuan softskill dan hardskill sebagaimana diamanatkan dalam tujuan pendidikan STSN.



Untuk memperoleh kualitas output yang diharapkan maka STSN menilai perlu masukan-masukan yang bernilai stratejik dari berbagai kalangan atau stakeholder. Salah satunya adalah melalui forum Rapat Kerja Dosen yang kali ini bertema : "Peranan Dosen Dalam Menghadapi Perubahan Status dan Pengembangan Program Pendidikan STSN".



Kegiatan Rapat Kerja Dosen Tahun 2011 meliputi:
1. Pembukaan dan Pengarahan dari Bapak Kepala Lembaga Sandi Negara, Brigjen TNI Djoko Setiadi, M.Si.
2. Benchmark dan Site Visit peserta rapat di Institut Pemerintahan Dalam Negeri, Jatinangor.
3. Ceramah dan diskusi panel “Tren Kebutuhan Pendidikan Pengamanan Informasi di Indonesia”, dengan mengundang Pakar Keamanan Informasi ITB, Ir. Budi Rahardjo, M.Sc, Ph.D.
4. Pengarahan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementrian Pendidikan Nasional tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI).
5. Pembahasan dan perumusan hasil dari setiap kelompok mengenai akademik, kelembagaan, kemahasiswaan, pengelolaan sumber daya dan senat akademik.
6. Penutupan oleh Deputi I Lembaga Sandi Negara, Brigjen TNI Ferdinand Imanuel, S.E.



Peserta Rapat Kerja meliputi para dosen yang berjumlah 60 orang dan beberapa orang peninjau dari unit-unit kerja tertentu dilaksanakan di Hotel Golden Flower, Jalan Asia Afrika No.15-17, Bandung, Jawa Barat pada tanggal 10 - 12 Mei 2011.



Hasil Rapat Kerja Dosen Tahun 2011 diantaranya tersusunnya evaluasi pendidikan STSN dan rencana pengembangan program pendidikan yang sesuai dengan konsep link and match dari kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI).

Sabtu, 04 Juni 2011

Substitusi Digrafik

FOUR-QUADRANT MATRIX

1. Diketahui :
a. PW’s = INTERCEPT (2 padanan) COMMUNICATION (2 padanan)
b. Tabel Frekuensi (%) huruf ke-1 dan ke-2 :

Huruf ke-1 ke-2
A 7,3 -
B 2,7 2,7
C 2 1
D 6,4 2
E 3,7 3,7
F 4,5 -
G 4,5 7,3
H 4,5 3,7
I 2,7 3,7
J - -
K 7,3 6,4
L 3,7 -
M 1 2
N 2 3,7
O 7,3 7,3
P 10,9 6,4
Q 11,8 13,6
R 1 4,5
S 8,3 6,4
T 3,7 2
U 4,5 7,3
V 1 1
W - 7
X - 8,2
Y - -
Z 1 1

c. Teks Sandi sebagai berikut :

OP SW UU QS KP UU HU AX LN DQ KO OK AM SX TG AK QX EG NG UU FG KW TO QH QR
QU BB PD BI OX SB SS FP ZN AR OK PQ KW QW FW AZ AX SW IS LI GT PQ TO MB CT
QX CG QE VE IK AM SX PQ UO EO DQ QU RR GQ OP QV IK AX UG IX DQ DD SU TO PP
FH GS FO PP HQ OK PQ KW OP DS EG LI QU PQ SE HQ PP KK KS LH SR QH FG PP GH
MO PS KE DQ QI GC OW DN QR BQ HK

Ditanyakan :
a. Padanan PW’s dan Mean Deviation.
b. Teks terang dan Matrik (K1 dan K2).

Diketahui :
Ts =
FPKXC XXPPZ RCMKB FKFFP SUGDE QEDPI PZPDN
HRNGD EQEDF AHSXW COAHK YNPNH EDZMB LNAFP
GZNQG WQSXI XMISE DRQUX CEBQA GBEBF WDQOQ
SBSTG IAXMS NRUAD GQSOC YDAHN BHEDK WCFGV
UXUXH QRXFS NQFPZ UQOQS BSTGN QEIFP UXIAF
PBFMG KXWDE I (186)
Kd : THET = HEDS

Ditanya ; Tb dan Kata Kunci

Soal Latihan Hills

1. Diketahui:
a.Kata Kunci = KRIPTO/KCTr
b.Ts : TTPSS-PHYTT
c.nilai k=14

Ditanya Teks Terang ?

2. Diketahui:
a.Kata Kunci = KRIPTO
b.Ts : ZRCQP-WMRFY
c.x= 1/a (y-k). a=7

Ditanya Teks Terang ?

3.Diketahui :
a. Teks sandi : ZWNPC JFT
b. Kata Kunci = TANKERS
c. T : y1 = 2x1 + 3x2 +10
y2 = 3x1 + 5x2 +12
Ditanya Tb dan T-1?

4.Diketahui :
a. Kunci: UNIVERSAL
b. (T)= Y1=aX1+7X2+6
Y2=4X1+9X2+8
c.Ts: DKRPR MDFER EFOHP YHHTT ROXG(24)
Dit Tt dan T-1 ?

Sabtu, 21 Mei 2011

Indahnya Pantai Mutun Lampung




Bandar Lampung, Oktober 2010

Hari sabtu pagi yang cerah, tugas advance dimulai dengan penerbangan Garuda Indonesia GA-104 CGK - TKG pada pukul 12.40 WIB dengan tempat duduk yang tidak terisi penuh. Tidak lama take-off langsung dibagikan snack dan pesawat tidak terbang tinggi karena hanya mengudara 10 menit kemudian sudah siap-siap landing.

Bandara Branti (Raden Inten) tidak usahlah dibayangkan semegah bandara yang ada di Pulau Jawa seperti Yogya, Bandung, Surabaya, Semarang apalagi Jakarta. Cukup jalan kaki menuju apron setelah turun dari pesawat dan tempat pengambilan bagasi serta ruang jemput langsung terlihat. Alhamdulillah sudah ada rekan yang menjemput, karena jarak bandara dengan Kota Bandar lampung sekitar 25 km dengan kondisi jalan masih banyak yang rusak sehingga waktu tempuh menjadi 30 menit.



Kuliner makan siang, itu yang terlintas dan RM Begadang II dan RM Pindang menjadi pilihan utama. Setelah itu mengunjungi beberapa kantor instansi pemerintah untuk mengecek kesiapan praktek. Kami sempatkan ke Pantai Mutun letaknya di Teluk lampung dan berhadapan dengan Pelabuhan Panjang. Setelah mengikuti petunjuk menuju Padang Cermin (tempat Pangkalan TNI-AL/Marinir) dan lama perjalanan 40 menit sampailah di Pantai Mutun.



Pasir putih, bersih, air jernih, ombak yang tenang seakan menjadi daya tarik tersendiri para wisatawan ke pantai ini. Tiket masuk hanya Rp.5.000,-/orang terlihat sekali belum dikelola secara profesional, ternyata milik perseorangan dan bukan pemerintah daerah. Termasuk Pulau Tangkil yang harus dilalui dengan perahu untuk mendapatkan keindahan pantai yang lebih dashyat. Subhanallah, ternyata masih ada pantai yang alami dan lebih bagus dari pantai yang pernah saya kunjungi sebelumnya.





Di Pulau Tangkil kita dapat bermain banana boat, jet ski, dll. Namun paling asyik kalau menikmati pulau ini dengan camping, berenang dan memancing. Dari kejauhan kita dapat memandang kesibukan Pelabuhan Panjang dan Kemegahan Hotel Novotel Bandar Lampung. So, belum ke Lampung kalau belum menikmati keindahan Pantai Mutun...

Jumat, 22 April 2011

Arah Kebijakan Perguruan Tinggi Kedinasan (PTK)




Dear Bloggers,

Kita berjumpa lagi dalam artikel yang tak kalah menariknya karena mungkin ditunggu-tunggu oleh para sivitas akademika PTK. Tulisan ini berawal dari adanya undangan dari Kemendiknas tentang koordinasi lintas sektoral penyelarasan di bidang pendidikan tinggi pada medio April 2011. Sebanyak 28 Kementerian/Lembaga/Instansi pemerintah yang terdiri dari Para Pejabat Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia/PPSDM yaitu Kepala Badiklat, Kepala Pusdiklat, Ketua Sekolah Tinggi, dan Direktur Akademi yang memiliki PTK diundang pada acara ini di Lantai 3 Gedung Ditjen Dikti Kemdiknas.



Rapat ini didasari atas pentingnya peningkatan akses dan keterjangkauan masyarakat yang sesuai dengan komposisi lulusan rerata dan serapan tenaga kerja di sektor yang relevan. Pemerintah bersama dengan Komite Ekonomi Nasional dan Komite Inovasi Nasional saat ini sedang merampungkan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025. PTK diharapkan dapat membangun enam koridor, enam pusat pertumbuhan ekonomi yang mempertimbangkan kewilayahan dan ketersediaan sumber daya alam dengan sentuhan teknologi dan inovasi, softskill dan knowledge. Kemdiknas saat ini sedang merampungkan masterplan pembangunan sumber daya manusia yang mendukung MP3EI. SDM yang dihasilkan nanti diharapkan mampu memerankan baik sebagai supporter (pendukung), driver (penggerak), dan utamanya sebagai enabler (pemungkin). Supporter dan driver diisi oleh lulusan SMA, D3, dan S1, sedangkan posisi Enabler diisi oleh lulusan S2.



Berkaitan dengan hal tersebut, PTK dianggap telah membantu tugas pokok dan fungsi Kemendiknas dalam rangka meningkatkan kemampuan sumber daya manusia aparatur pemerintah sehingga eksistensinya akan terus dipertahankan. Jumlah mahasiswa PTK semakin tahun bertambah dari 48.493 orang pada tahun 2005 menjadi 56.476 orang pada tahun 2009 turut meningkatkan Angka Partisipasi Kasar (APK) Pendidikan Tinggi Indonesia. Memang masih jauh dari total mahasiswa di Indonesia yaitu 4.657.483 orang pada tahun 2009, namun perhitungan APK tersebut ditentukan dari perbandingan jumlah mahasiswa dengan jumlah penduduk Indonesia pada usia 19 - 24 tahun yang mencapai 25.644.690 orang. Sekadar diketahui, APK perguruan tinggi kita sangat rendah. Tahun 2014 pemerintah menargetkan APK kita mencapai 30 %. Namun kalau melihat kondisi perekonomian saat ini, APK tersebut sulit dicapai.



Perlu dicatat, bahwa berdasarkan data dalam Education for All (EFA) Global Monitroring Report 2011 yang dikeluarkan UNESCO dan diluncurkan di New York pada Senin, 1/3/2011, indeks pembangunan pendidikan Indonesia berada pada urutan 69 dari 127 negara yang disurvei. Tahun lalu dengan ukuran yang sama, peringkat Indonesia berada pada urutan 65. Memang kualitas pendidikan Indonesia masih lebih baik daripada Filipina, Kamboja, dan Laos, namun masih tertinggal dari Brunei yang berada di peringkat ke-34 yang masuk kelompok pencapaian tinggi bersama Jepang yang mencapai posisi nomor satu di dunia. Sementara Malaysia berada di peringkat ke-65. Perlu diwaspadai turunnya peringkat Indonesia di tahun depan karena komponen serapan kerja para lulusan PT juga dipakai sebagai ukuran. Setiap tahun tidak kurang dari 2 juta lulusan perguruan tinggi dari berbagai jurusan menganggur. Mereka ini menjadi beban berat pemerintah karena menjadi pengangguran intelektual.



Jadi, sangatlah pantas kalau Kemendiknas berterima kasih kepada PTK yang selama puluhan tahun telah meluluskan mahasiswa diploma dan sarjana bahkan pasca sarjana. Namun perlakuan diskriminatif beberapa PTN termasuk yang berstatus BHMN terhadap lulusan PTK yang ingin melanjutkan program S1 atau S2 sangat disayangkan oleh Dirjen Dikti. Oleh karena itu saat ini sedang disusun RUU Perguruan Tinggi untuk mengakomodir PTK yang akan dimasukan ke dalam kategori Perguruan Tinggi yang diselenggarakan oleh Pemerintah (PTP), sehingga terdapat kesetaraan kedudukannya dengan PTN. Selain itu Dirjen Dikti juga menyatakan penghargaan kepada PTK yang sebagian besar telah menerapkan budaya/suasana akademik (pendidikan karakter) seperti yang sedang dijadikan salah satu isu reformasi kebijakan pendidikan tinggi di Indonesia. Visinya adalah untuk menghasilkan sistem pendidikan tinggi yang sehat dan bermutu, menghasilkan insan bertaqwa, cerdas, dan terampil.



Alhamdulillah, saat ini PTK dapat mengetahui secara jelas kedudukannya yang akan dijadikan PTP seperti yang tercantum dalam RUU Perguruan Tinggi, sebab realitanya hampir seluruh PTK tidak dapat memenuhi persyaratan menjadi Pendidikan Kedinasan (perguruan tinggi setelah program sarjana) seperti yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Ditjen Dikti saat ini juga sedang menyusun Rancangan Peraturan Presiden tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) yaitu sistem yang berdiri sendiri dan merupakan jembatan antara sektor pendidikan dan pelatihan untuk membentuk SDM nasional berkualifikasi dan bersertifikasi melalui skema pendidikan formal, non formal, informal, pelatihan kerja atau pengalaman kerja. Selain itu akan diterapkan pengakuan hasil pembelajaran terhadap orang yang sudah ahli/kompeten tetapi belum mendapat pengakuan secara akademik (recognition prior learning). Sekarang saatnya kita menunggu kebijakan tersebut, let us wait and see....

Senin, 04 April 2011

IT SYSTEM DESIGN AND DEVELOPMENT

Too Far Ahead of the IT Curve? : Case Study Peachtree Healthcare

Tri Wahyudi
Eresha School of Information Technology



Abstract— Peachtree Healthcare memiliki masalah besar pada infrastruktur Teknologi Informasi (TI) dan CEO Max Berndt sedang berusaha untuk menemukan metode memperbaiki secara tepat. Caranya dengan melakukan pengujian pada suatu set sistem dan aplikasi yang akan memberikan konsistensi pada fasilitas Peachtree Healthcare, tetapi tidak dapat memberikan fleksibilitas kepada dokter. Atau dengan memilih Service-Oriented Architecture (SOA) yaitu desain modular yang akan memungkinkan Peachtree Healthcare untuk membakukan secara bertahap dan selektif tetapi menimbulkan risiko tertentu sebagai teknologi yang lebih baru.
Apa yang harus ia lakukan? Empat ahli mengomentari studi kasus fiktif ini, ditulis oleh John P. Glaser, CIO Partners HealthCare untuk Sistem. George C. Halvorson, Ketua dan CEO dari Kaiser Permanente, memperingatkan untuk tidak menggunakan metodologi yang belum teruji seperti SOA dalam lingkungan perawatan kesehatan, di mana nyawa dipertaruhkan. Dia mengatakan manajemen Peachtree Healthcare harus mengklarifikasi visi TI secara keseluruhan sebelum menyusun rencana untuk mencapai tujuannya masing-masing. Monte Ford, Chief Information Officer (CIO) di American Airlines, mengatakan Peachtree Healthcare secara bertahap dapat menggantikan sistem yang lama dengan SOA. Sebuah pendekatan tambahan yang tidak hanya akan meminimalkan risiko tetapi juga meningkatkan fleksibilitas dan kontrol, dan memungkinkan TI untuk mengalihkan prioritas di seluruh cara. Randy Heffner, seorang wakil presiden di Forrester Research yang berfokus pada arsitektur teknologi untuk sistem bisnis berbasis komputer, berpikir pendekatan modular SOA untuk desain bisnis terbaik akan memenuhi kebutuhan Peachtree untuk fleksibilitas.
CIO Peachtree melihat bahwa SOA bukan sebagai sebuah kategori produk baru melainkan harus melihatnya sebagai sebuah metodologi. John A. Kastor, seorang profesor di University of Maryland School of Medicine, mempertanyakan tujuan perawatan standar, akan sulit untuk membujuk dokter, banyak di antaranya yang sangat independen, untuk mengikuti pola yang kaku dalam pekerjaan mereka.
Berdasarkan pernyataan para pakar tersebut dan setelah memperdalam SOA, maka dapat disimpulkan bahwa permasalahan besar infrastruktur TI di Peachtree Healthcare dapat dipecahkan melalui SOA yang menawarkan sebuah rancangan arsitektur yang dapat digunakan oleh Peachtree Healthcare untuk melakukan pengintegrasian sistem informasi. Keuntungan dari SOA yang dapat dipenuhi oleh ICT memberikan manfaat bagi Peachtree Healthcare untuk melakukan pengembangan dalam proses bisnis. Sistem informasi yang telah ada serta layanan-layanan yang digunakan dapat dikembangkan dan diintegrasikan dengan menggunakan SOA. SOA memberikan solusi bagi Peachtree Healthcare dalam menangani kompleksitas platform perangkat keras, perangkat lunak, perawatan perangkat lunak, pelatihan operator, penggunaan kembali kode, dan pengembangan layanan-layanan di Peachtree Healthcare.

Key Word : SOA, Peachtree, CIO.

GAMBARAN UMUM


Max Brendt, CEO Peachtree Healthcare selama hampir 12 tahun, perusahaan yang telah berkembang terutama oleh merger dari suatu rumah sakit pendidikan menjadi 11 institusi jaringan regional besar dan menengah yang didukung oleh klinik tambahan, praktek dokter, pusat trauma, fasilitas rehabilitasi, dan rumah keperawatan. Perusahaan ini telah hampir memiliki 4.000 karyawan dan berafiliasi dokter, yang setiap tahunnya melayani satu juta pasien dari seluruh Georgia dan seterusnya. Para pasien berkisar pada usia dari baru lahir untuk nonagenarian; mewakili semua ras, etnis, gaya hidup, dan kondisi ekonomi. Max memerintahkan untuk memastikan kualitas, konsistensi, dan keberlanjutan perawatan di seluruh jaringan dan untuk memberikan semua dengan tingkat efisiensi tertinggi dan memberikan advokasi, ekonomi, dan rasa hormat terhadap pasien dan staf.
Namun Max sebagai kepala dokter yang juga menganut nilai dalam teknologi, suatu hal yang jarang terjadi, memperkenalkan enthusiast telemedicine yaitu penelitian bertatap muka yang dibantu oleh komputer dengan pasiennya dengan mudah dikonversi ke tampilan yang terkomputerisasi,
catatan pasien terkonsolidasi ke folder file manila tersebar di seluruh berbagai bagian spesialis, dikenakan eksentrik
klinis dan pencatatan seperti biasa. Sebagai CEO, ia
telah menunjukkan kepemimpinan yang konsisten dalam
mengedepankan inovasi berbasis TI dan menjalin hubungan positif yang dekat dengan pekerja dan pasiennya.
Akhir-akhir ini infrastruktur TI bermasalah pada pemeliharaan dan memerlukan inovasi teknis karena sudah ketinggalan jaman. Untungnya, situasi ini akhirnya dapat diselesaikan tanpa konsekuensi utama dari pasien. Tidak terlalu kuat, hanya beberapa prototipe untuk merasakan itu. Pandangan Max bahwa jauh beberapa tahun dari kesiapan sebagai pilihan kita akan memiliki banyak kepercayaan, tapi mungkin ada cara untuk mengelola risiko
menjadi lebih agresif. Max mengerti arsitektur berorientasi layanan-mendatang dengan cara yang terbatas. Cara
parsing sistem informasi ke modul yang melakukan layanan diskrit. Dibangun dan dapat digunakan kembali baris kode program, modul-modul ini bisa ulang, menjadi pendekatan baru yang lebih kompleks dengan biaya lebih murah di masa depan. Apa yang baik adalah bahwa ini akan memberi kita banyak kecepatan dan dengan mudah bisa mengubah sistem. Kami bisa mencoba sesuatu yang keluar pada skala terbatas dan bergerak maju dalam langkah-langkah kecil untuk menjaga risiko lebih rendah. Tetapi hal yang bagi Anda untuk diingat adalah bahwa SOA memberikan kita fleksibilitas untuk pergi setelah standardisasi secara selektif. Masalahnya adalah market SOA belum matang karena banyak ketidakpastian. Para vendor masih merasa milik sepenuhnya, dan risiko bagi kita adalah kita menjadi korban dan mereka sendiri, kita belajar kurva curam.
Sistem monolit akan membuat bedah menjadi sulit untuk berbagai pendekatan. Tetapi SOA bisa berbahaya bagi semua orang, sehingga akan meninggalkan Peachtree Healthcare. SOA masih baru dan sangat sulit untuk memperkirakan dengan keandalan setiap apa yang diberikan unit kemajuan akan biaya, berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mencapainya, dan seberapa dekat yang dihasilkan. Konsep SOA menunjukkan bahwa itu lebih murah dalam jangka panjang daripada sistem monolit, tetapi kami tidak memiliki data apapun dari institusi kesehatan lain untuk membuktikan itu. Jadi Anda tidak dapat mengesampingkan bahwa mungkin berakhir. Max melanjutkan untuk berbagi dengan Teori Mark Candra dari TI Masa Depan yaitu : SOA adalah berpontensi masuk jalur migrasi ke transformasi dengan cara menciptakan kemampuan teknologi.
SERVICE ORIENTED ARCHITECTURE (SOA) VS MONOLITHIC SYSTEM
SOA, arsitektur berorientasi layanan adalah suatu gaya arsitektur sistem yang membuat dan menggunakan proses bisnis dalam bentuk paket layanan sepanjang silus hidupnya. SOA juga mendefinisikan dan menentukan arsitektur TI yang dapat menunjang berbagai aplikasi untuk saling bertukar data dan berpartisipasi dalam proses bisnis. Fungsi-fungsi ini tidak terikat dengan sistem operasi dan bahasa pemrograman yang mendasari aplikasi-aplikasi tersebut.
SOA membagi fungsi-fungsi menjadi unit-unit yang berbeda (layanan), yang dapat didistribusikan melalui suatu jaringan dan dikombinasikan serta digunakan ulang untuk membentuk aplikasi bisnis. Layanan-layanan ini saling berkomunikasi dengan mempertukarkan data antar mereka atau dengan mengkoordinasikan aktivitas antara dua atau lebih layanan. Konsep SOA sering dianggap didasari atau berkembang dari konsep-konsep yang lebih lama dari komputasi terdistribusi dan pemrograman modular.
SOA adalah sebuah pendekatan dalam merancang (arsitek) suatu aplikasi dengan menggunakan kembali (reuse) komponen-komponen yang sudah ada sebelumnya. Dalam hal ini, komponen-komponen tersebut memberikan suatu jenis layanan bisnis (service) tertentu seperti antara lain: mengecek credit rating, mencari data customer, mengecek status inventori, melakukan transfer dana, dan lain sebagainya.
Dengan kata lain, SOA adalah sebuah arsitektur kerangka kerja berbasis standar terbuka yang memungkinkan perusahaan-perusahaan untuk saling mengintegrasikan data yang sebelumnya hanya tersimpan rapat di markas para pelanggan, mitra, atau pemasok. Dengan kata lain,SOA merupakan arsitektur yang mendukung integrasi bisnis sebagai layanan yang terhubung dan menjadi jalan menuju inovasi. (SOA juga menjadi strategi bisnis berbasis teknologi dan hasil evolusi untuk mengintegrasi berbagai sumber informasi dari sumber kode atau platform yang berbeda-beda).
Sebagai contohnya, Anda seorang eksekutif yang sedang bepergian ke luar negeri. Saat membongkar barang bawaan di kamar hotel, Anda baru sadar ternyata charger untuk laptop dan PDA Anda ketinggalan. Parahnya, wireless USB yang berfungsi untuk saling bertukar data antara handphone, PDA dan laptop Anda juga ikut tertinggal.
Anda tidak perlu khawatir, karena melalui sebuah alat khusus yang disediakan hotel, semua gadget anda masih tetap bisa saling bertukar data. Anda juga bisa mengisi semua baterai gadget Anda tanpa dipusingkan oleh charger yang ketinggalan.Alat khusus tersebut bisa dibilang bekerja dengan menggunakan pendekatan Service Oriented Architecture (SOA). Pada kasus Anda, SOA bekerja untuk menghilangkan hambatan-hambatan interaksi antar gadget (HP, PDA, dan laptop) serta perbedaan konektor ke sumber daya utama. Melihat deinisi SOA di atas, nampak sekali bahwa istilah SOA sangat kental terkait dengan sektor pengembangan aplikasi dari TI. Tidak bisa dipungkiri, perangkat lunak aplikasi adalah aset TI yang terpenting yang memungkinkan TI memberikan dukung-annya terhadap bisnis yang dijalankan perusahaan.

Tanpa perangkat lunak aplikasi, bank, pabrik dan perusahaan penyedia jasa tidak dapat beroperasi. Dan usaha untuk memelihara dan mengembangkan aplikasi yang ada agar tetap dapat mendukung perkembangan usaha yang semakin dinamis adalah suatu usaha yang menggunakan sumber daya TI yang paling besar baik dari sisi waktu maupun biaya. Jadi, apakah yang membuat SOA sedemikian menarik bagi para pengambil kebijakan TI?
Monolithic System terdapat di dalam dan sulit untuk
menggantikan hanya bagian dari itu karena dalam segala sistem longgar digabungkan adalah otonomi dan self
berkelanjutan, harus memiliki sistem otonomi terintegrasi dalam proses umum dan setiap sistem harus mudah diganti.
Sistem Monolitik dapat memiliki arti yang berbeda dalam konteks perangkat lunak komputer dan perangkat keras.
Sebuah sistem perangkat lunak disebut "monolitik" jika memiliki arsitektur monolitik, dimana aspek fungsional dibedakan (untuk input dan output data misalnya, pengolahan data, penanganan kesalahan, dan antarmuka pengguna), tidak arsitektural komponen terpisah tetapi semua terjalin.
Mainframe komputer menggunakan arsitektur monolitik dengan cukup sukses. Arsitektur monolithic diimplementasikan pada DOS dan PC berbasis Windows sebelumnya sering bekerja buruk dengan beberapa pengguna. Penurunan kinerja ini terutama karena mekanisme sulit untuk mengunci record dan penanganan file di jaringan area lokal.
Sebuah sistem perangkat keras elektronik, seperti prosesor multi-core, disebut "monolitik" jika komponen yang terintegrasi bersama dalam satu sirkuit terpadu. Perhatikan bahwa sistem tersebut dapat terdiri dari arsitektur komponen terpisah - dalam sistem multi-core, setiap core membentuk komponen terpisah.
SOA VS MONOLITHIC
Berikut ini mengenai pro dan kontra tentang SOA dan Monolithic System apabila diterapkan di Peachtree Healthcare yaitu :
Pro Monolithic
1. Menyelesaikan pekerjaan
2. Membuat infrastruktur baru yang konsisten
3. Single set system yang unifes segalanya
4. Healtcare Peachtree bisa menjadi satu Lembaga dengan beberapa situs
Kontra Monolithic
1. Biaya 500 juta sampai dengan satu miliar dolar
2. Sulit untukmemperkirakan biaya yang sebenarnya
3. Memerlukan desain ulang pada setiap proses bisnis

Pro SOA
1. Sistem akan memberikan kecepatan
2. Sistem akan memberikan fleksibilitas
3. Tidak dapat bekerja dalam skala terbatas
4. Vendor bersedia menjadi fleksibel terhadap biaya
Kontra SOA
1. Perlu waktu dua tahun untuk mempersiapkannya
2. Pengalaman Mixed SOA
3. Pasar SOA yang belum matang
4. Risiko korban terhadap curva pelajaran yang sedang berlangsung
5. Tidak ada yang secara agresif mengadopsi SOA
6. Sulit memperkirakan waktu untuk mencapai kemajuan

ANALISIS
Sebelum menganalisis, sebaiknya mengenal terlebih dahulu sistem yang sedang berjalan di Peachtree Healthcare yaitu :
1. Jenis Teknologi Informasi perawatan kesehatan :
a. EHR (electronic Health Records)
b. CPOE (Computerized Provider Order Entry)
c. CDSS (Clinical Decision Support System)
d. PACS (Picture Archiving and Communications System)
e. RFID (Radio Frequency Identification)
f. ADM (Automated Dispensing Machines)
g. EMM (Electonic Material Management)
h. Bar Coding / interoperability
2. Jenis Teknologi Informasi/aplikasi yang digunakan :
a. Administrasi
1) Pendaftaran Pasien
2) Personil/Penggajian
3) Manajemen bahan elektronik
4) Penjadwalan
b. Klinik
1) Pendataan komputerisasi untuk obat, tes laboratorium, dan prosedur
2) Rekam Kesehatan Elektronik
3) Pengarsipan/komunikasi untuk pencitraan filmless
4) Hasil Lab dan tes
5) Pengisian resep obat, peringatan kesalahan transkripsi
6) Pengawasan pasien kritis secara elektronik
c. Keuangan :
1) Pembayaran
2) Pembukuan umum
3) Akuntansi Biaya dan Sistem Akuntansi Umum
d. Infrastruktur :
1) Jaringan tanpa kabel
2) Desktop/Laptop
3) Teknologi hand held
4) Server/jaringan
5) Sistem Pengenalan suara untuk salinan/rujukan dokter/catatanmedis
6) Sistem Barcode
Permasalahan terkini pada Peachtree Healthcare yaitu :
1. Tekanan untuk menstandardisasi segala proses/praktek
2. Teknologi saat ini tidak kompatibel terhadap tujuan masa depan
3. Biaya pemeliharaan tinggi untuk sistem TI/pencairan terkini pada sistem informasi klinis
4. Mencari keunggulan yang kompetitif
5. Dukungan Konflik terhadap IT yang berbasis inovasi
6. Beberapa lembaga dengan dokter yang unik yang berorientasi sebagai indentitas
Berdasarkan kondisi yang dianalisis di atas dan melihat perbandingan SOA dengan sistem monolithic, maka permasalahan Peachtree Healhcare dapat diatasi dengan menerapkan sistem SOA. Sistem tersebut dapat memberikan kecepatan dan fleksibilitas dengan risiko minimal.
Secara umum langkah-langkah untuk melakukan penerapan SOA terhadap suatu sistem dibagi dalam 3 Fase yaitu: Fase Inisiasi, Fase Develop Road Map, Fase Implementasi dan Pengujian. Fase Inisiasi akan menentukan tim pengembang, tujuan-tujuan, jadwal dan hasil kerja yang harus dicapai. Fase Develop Road Map akan menciptakan peta jalan yang akan menunjukkan kebutuhan SOA untuk Peachtree Healthcare.
Fase Implementasi dan pengujian akan menjelaskan bagaimana untuk melakukan implementasi dari layanan-layanan yang teridentifikasi dan menguji setiap layanan apakah sesuai dengan kebutuhan sistem dan dapat dipakai oleh unit pendukung atau sistem informasi yang lain ketika menjalankan suatu proses bisnis yang membutuhkan layanan yang terkait. SOA menyediakan suatu bentuk abstraksi bagaimana suatu sistem informasi akan dibangun dan hasilnya kelak sedangkan web services sebagai teknologi yang akan mengatur bagaimana sebuah sistem dapat berinteraksi dan dapat digunakan oleh sistem informasi atau aplikasi yang lain.
Seperti yang didefinisikan di atas, SOA adalah suatu cara perancangan aplikasi dengan menggunakan komponen-komponen atau pelayanan yang sudah ada. Dengan kata lain, suatu aplikasi dibangun secara modular. Sebenarnya pendekatan modular ini bukanlah sesuatu yang baru. Teknik - teknik pemrograman masa kini seperti object oriented programming, telah mengedepankan pendekatan modular dalam pembangunan aplikasi. Namun yang membuat SOA berbeda adalah komponen atau service tersebut dibangun dan berinteraksi satu sama lain secara bebas dan lepas (loose coupled).
Dengan bersifat loose coupled, sebuah service dapat di-panggil oleh program/service lainnya tanpa program pemanggil tersebut perlu memperhatikan di mana lokasi service yang dipanggil berada dan platform/teknologi apa yang digunakan oleh service tersebut. Loose coupling sangat penting bagi SOA karena dengan demikian pemanggilan sebuah service oleh service lainnya dapat dilakukan pada saat run-time.

Misalnya sebuah aplikasi core banking menyediakan sebuah service Fund Transfer, maka aplikasi-aplikasi banking lainnya seperti treasury, payment gateway, ATM switching dan sebagainya dapat memanggil service Fund Transfer tersebut tanpa perlu memikirkan dimana Fund Transfer tersebut berada di dalam jaringan dan teknik pemanggilan yang harus digunakan. Hal ini kontras dengan pendekatan tight coupling di mana dalam hal ini setiap aplikasi perbankan di atas masing-masing harus mempunyai fungsi Fund Transfer di dalamnya sehingga akan menyulitkan dan membutuhkan biaya/resource besar jika perlu merubah logic dari Fund Transfer ke requirement bisnis yang baru di dalam setiap aplikasinya.
Karakteristik lainnya adalah service dalam SOA disusun atas 2 hal: Service Interface dan Service Implementation.
Service Interface menyatakan bagaimana service tersebut dapat dipanggil seperti parameter input/output dan lokasi ia berada. Misalkan, service interface untuk Customer Lookup menyatakan berbagai cara untuk mendapatkan informasi tentang seorang ustomer (dari id customer atau nama dan sebagainya) dan struktur data customer yang dikembalikan. Service Implementation adalah bagaimana logic dari service Customer Lookup tersebut dijalankan.
Service implementation sangat terkait dengan teknologi pemrograman yang digunakan. SOA tidak perlu memperdulikan bagaimana sebuah service diimplemen-tasikan. Ditulis dengan bahasa Java atau COBOL, yang penting adalah bagaimana service tersebut dapat dipanggil dan memberikan informasi sesuai dengan Service Interface-nya.
Karakteristik SOA yang terakhir adalah service tersebut harus business oriented. Dalam arti, setiap service yang didiinisikan harus melakukan suatu aktiitas bisnis tertentu, misalkan Customer Lookup, Fund Transfer, Check Inventory, dan sebagainya. Tidak dapat dipungkiri pula bahwa keberhasilan SOA belakangan ini ikut dimotori oleh tingginya penerimaan teknologi web services di kalangan pengembang aplikasi. Walaupun ide tentang SOA telah ada sebelum web services dilahirkan, web services dan SOA saat ini telah menjadi suatu sinergi dan bahkan beberapa kalangan menganggap dengan menggunakan web services maka ia telah menerapkan SOA.

Service Oriented Architecture (SOA) adalah sebuah permodelan perangkat lunak yang dibangun dengan pendekatan service oriented. Service oriented sendiri merupakan sebuah pendekatan yang memiliki visi ideal di mana setiap resource dari perangkat lunak terpartisi secara bersih satu sama lain [1]. Setiap resource ini disebut dengan service. Service ini merepresentasikan sebuah business logic atau automation logic dalam sebuah sistem besar. Setiap service memiliki otonomi sendiri yang membuatnya tidak tergantung satu sama lain. Setiap service dapat berkomunikasi satu sama lain melalui sebuah protokol yang sudah terstandardisasi sehingga memudahkan untuk melakukan integrasi service baru dan penyusunan ulang kumpulan service disebabkan proses bisnis yang berubah.

Saat ini, SOA merupakan sebuah solusi yang baik untuk permodelan sistem di perusahaan atau organisasi besar. Sebab, permodelan ini memiliki banyak kelebihan, diantaranya:
1. Dapat menyatukan berbagai sistem yang memiliki platform berbeda, seperti J2EE dan .NET. sebab dengan pendekatan ini, yang pengembang akan memilih untuk membangun sebuah layer di atas sistem – sistem tersebut yang dapat saling berkomunikasi dengan pesan yang sudah distandardisasi, misalnya menggunakan teknologi XML. Dalam sudut pandang SOA, kedua sistem itu masing-masingnya akan dianggap sebagai service.
2. Tahan terhadap perubahan. Perusahaan atau organisasi besar seringkali berubah struktur untuk meningkatkan efisiensi dan kinerja. Akibatnya, perangkat lunak juga terkena imbas untuk menyesuaikan diri terhadap proses bisnis yang baru. Permodelan perangkat lunak dengan SOA akan mengurangi effort untuk modifikasi perangkat lunak tersebut. Sebab, karena seluruh logic dari sistem sudah terpartisi secara bersih menjadi sekumpulan services, kita hanya perlu menyusun ulang seluruh service tersebut dan jika perlu menambahkan yang baru. Hal ini jelas mengurangi biaya.

Web Services seringkali dikaitkan atau bahkan disamakan dengan SOA. Namun sebenarnya keduanya adalah hal yang sangat berbeda. SOA adalah sebuah konsep untuk pengembangan perangkat lunak, sementara Web Services adalah sebuah aplikasi web yang berinteraksi dengan aplikasi web lainnya untuk pertukaran data. Pembangunan SOA tidak harus menggunakan Web Services, sebab ada bermacam-macam teknologi lain yang memungkinkan, tapi menggunakan Web Services untuk membangun sebuah sistem SOA adalah langkah yang baik.
Web Services adalah sebuah teknik pemrograman di mana sebuah service menggunakan standar-standar berbasis XML dalam menjelaskan interface dan protocol yang harus digunakan untuk memanggil service tersebut. Standar-standar tersebut adalah:
• SOAP (Simple Object Access Protocol): Menjelaskan protokol tentang bagaimana sebuah web service dapat dipanggil.
• WSDL (Web Services Deinition Language): Sebuah format XML yang menjelaskan interface dari sebuah web service (parameter input dan output).
• UDDI (Universal Description, Discovery and Integration): Sebuah direktori yang berisi daftar web service yang dapat ditemukan dan dipanggil oleh aplikasi lainnya.Dengan standar di atas, web services sangat mendukung implementasi SOA dimana karakteristik SOA seperti loose coupling dan service interface disediakan oleh teknologi web services. Pertanyaannya adalah, apakah dengan menggunakan teknik web services, SOA sudah akan terwujud?

Benefit yang dijanjikan dan Bagaimana Memulainya?
Sesungguhnya apa yang dijanjikan oleh SOA tidak hanya terbatas pada penghematan biaya dan tenaga dari upaya pembangunan aplikasi, namun pada akhirnya adalah terwujudnya suatu organisasi yang mampu dengan cepat mengadaptasi proses-proses bisnis didalamnya agar mampu menjawab tuntutan pasar terkini. Bagaimana penghematan itu bisa terjadi? Bagaimana kita bisa memulainya? Pada prinsipnya, memulai sebuah inisiatif SOA dimulai dengan membangun sejumlah service yang kelak dapat di-reuse. Disini ada beberapa pendekatan yang bisa kita ambil:
- Kita dapat memulai dengan membangun dari scratch beberapa service misalnya dalam rangka suatu usaha pembangunan aplikasi yang baru atau menulis ulang sebuah aplikasi yang sudah ada.Keuntungan dari pendekatan ini adalah service yang kita bangun dapat benar-benar dirancang agar kelak dapat di-reuse secara maksimal. Tentu saja, pendekatan ini membutuhkan waktu dan tenaga yang paling banyak dibandingkan pendekatan lainnya.
- Kita dapat membuat programprogram yang sudah ada menjadi service oriented. Hal ini bisa dilakukan terhadap program-program yang sudah dibangun secara modular sehingga tinggal menambahkan teknik-teknik web services di dalamnya. Jadi, dibuatkan service interface-nya tanpa merubah logika jalannya program. Dengan demikian pengetesannya cukup pada interface-nya saja, sedangkan fungsi/logika di dalamnya tidak perlu dites lagi karena tidak berubah.
- Aplikasi-aplikasi yang sudah ada,terutama aplikasi yang dibeli secara paket seperti ERP, CRM dan lain-lain, dapat ”dibungkus” agar dapat dipanggil melalui interface web services. Dari aplikasi-aplikasi tersebut, kita dapat membuat beberapa service mulai dari level service terendah seperti Customer Lookup atau sampai level yang tertinggi seperti Create Invoice.Service level rendah dapat pula digabungkan membentuk service baru yang lebih tinggi, seperti
servis Fund Transfer dibangun atas servis Validate Account, Check Balances, Debit Account dan Credit Account. Pendekatan ini sangat dimungkinkan mengingat beberapa vendor SOA menyediakan adapter-adapter untuk beberapa paket aplikasi yang terkenal seperti SAP, Siebel dan lain-lain sehingga business logic di dalamnya dapat dipublikasikan sebagai services.
- Services pun dapat dibeli dari pihak ketiga (misal sebuah perusahaan penyedia jasa informasi pemeringkat kredit). Selain itu saat ini vendor-vendor paket aplikasi juga sudah memodiikasi produknya agar tersedia dalam bentuk services yang dapat dipanggil secara web services.

Dengan membangun suatu koleksi services, penghematan dapat dimulai. Jika pada proyek yang pertama, waktu dan tenaga yang dihabiskan paling besar, maka proyek selanjutnya, usaha yang dikeluarkan akan makin kecil karena sudah banyak tersedia services sebagai hasil dari proyek sebelumnya yang dapat di-reuse. Selain itu, waktu pengerjaannya juga semakin cepat sehingga memungkinkan perusahaan untuk memberikan layanan bisnis yang makin responsif terhadap tuntutan pasarnya. Dan bila hal ini menyangkut meningkatnya jumlah transaksi atau pelanggan, maka nilai kembalian secara inansial dari proyek SOA akan semakin nyata.

BAGAIMANA CARA KERJA SOA?
Inovasi membutuhkan perubahan dan SOA memudahkannya.SOA bekerja seperti charger untuk semua fungsi, atau dengan kata lain SOA membangun interface yang bisa diakses oleh berbagai macam software. Selama ini, sebuah software dibangun dengan cara mengikat data dan alat pemrosesnya dalam satu rangkaian. Tentu saja, semakin banyak software yang dibutuhkan akan membuat perusahaan mengeluarkan uang dan tenaga lebih banyak lagi. Demikian pula dengan semakin banyaknya lalulintas data antar software tersebut yang secara otomatis akan meningkatkan ongkos perusahaan. Teknologi SOA bertugas untuk meringankan masalah tersebut dengan cara mengurangi hambatan integralisasi.

Melihat karakternya, SOA saat ini banyak diminati perusahaan-perusahaan keuangan dan perbankan. Namun, industri asuransi dan telekomunikasi juga banyak yang mengadopsi teknologi SOA. Hal ini disebabkan fleksibilitas dan arsitektur yang ditawarkan SOA cukup handal untuk mengurangi berbagai hambatan interaksi antar software dan memotong rangkaian proses dalam sebuah jaringan yang kadang cukup berbelit.
Untuk menggambarkan bagaimana SOA bekerja dalam sebuah perusahaan atau institusi bisnis, dapat mengambil contoh transaksi pembelian barang melalui internet yang dilakukan seorang netter atau pelanggan. Dalam sistem TI pengecer yang menggunakan sebuah SOA, pembelian barang secara online itu memicu serangkaian transaksi lainnya. Misalnya, kartu kredit pelanggan diverifikasi, bagian pengiriman barang diberi tahu, gudang diminta untuk menyesuaikan persediaan barang, dan catatan-catatan pembukuan diperbaharui. Transaksi-transaksi tersebut berupa input informasi yang dikirim melalui sistem atau software-software yang berlainan, yang kadang tidak sesuai dan tidak bisa berhubungan satu sama lain. Namun, teknologi SOA telah memungkinkan infrastruktur yang mendukung transaksi tersebut untuk dibaurkan dan dikombinasikan secara integral.

Di atas kertas, semuanya memang terlihat semudah membalik telapak tangan. Faktanya, membangun sebuah SOA memiliki berbagai tantangan yang tidak mudah. Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi pelanggan adalah menentukan dari mana harus memulai SOA. Banyak departemen TI yang menerapkan layanan Web dalam sebuah SOA, mereka memulai dari yang paling mudah lalu meningkat ke bagian yang lebih sulit dan kompleks. Yang perlu diingat, membangun sebuah SOA yang baik haruslah menyelaraskan tujuan utama bisnis perusahaan dengan teknologi yang tepat sasaran. Jaringan yang baik dan terpadu merupakan salah satu kunci keberhasilan penerapan SOA. Tentu saja dengan biaya yang sesuai dengan kebutuhan.
Service-oriented Architecture (SOA) membantu perusahaan mengakomodasi perubahan secara lebih baik dengan menyediakan fleksibelitas untuk pemanfaatan sumber TI yang lebih baik pula. Lebih khusus, perencanaan ini menawarkan pendekatan arsitektural dalam lingkungan komputasi terencana dan teratur yang dibangun pada layanan yang secara bebas berangkaian, dapat digunakan kembali, dan berbasis standar serta dapat berubah sesuai dengan bergesernya kebutuhan bisnis. Inilah kebutuhan dan proses bisnis yang fokusnya membantu enterprise untuk bisa sukses dan bersaing dengan makin meningkatnya standar TI, berarti: fleksibelitas bisnis tergantung fleksibelitas TI.
Revolusi SOA
Orientasi layanan dan integrasi SOA mengubah permainan bisnis modern. SOA memungkinkan enterprise menciptakan setelan layanan terkait dan terintegrasi, yang mendukung proses bisnis. Layanan ini juga improvisasikan cara merancang, mengatur, dan mengoptimalisasi proses bisnis dengan memungkinkan solusi yang terbentuk secara efisien, penggunaan ulang aset yang ada, serta perubahan fleksibelitas. SOA membantu enterprise melepaskan diri dari kebergantungan dalam mereduksi biaya perawatan dan operasional. Tujuannya adalah menciptakan integrasi platform yang dapat diubah, diatur, diskalasikan dan terbuka serta dapat membantu menutup celah antara bisnis dan teknologi terkait pandangan akan proses bisnis enterprise.
Sinopsis keuntungan SOA yang dihadirkan bisnis ini bervariasi, yaitu:
•Akselerasi proses bisnis
•Ekstensi kemampuan mengkolaborasikan bagian dalam dan luar bisnis
•Fleksibelitas dan efisiensi
•Inovasi
•Penggalan laporan TI, kekurangan dan resikonya
•Pemakaian ulang fungsi dan interface
•Reduksi kompleksitas
•Reduksi biaya
•Menjaga ketentraman kompetisi global

Saat teknologi, metodologi dan standar industri SOA matang, SOA menjadi lebih praktis bagi semua kalangan industri. Hasilnya, jenis perusahaan, kapasitas dan industri apapun saat ini dapat mendistribusikan SOA, dengan potensi hasil yang sangat besar. Tetapi di regional lain, khususnya perusahaan di kawasan Asia harus berhati-hati dalam mengimplementasikan SOA dengan tepat sebagai sebuah perjalanan dan bukan keputusan buru-buru

Inovasi Tanpa Batas (SOA)
Organisasi-organisasi terus berinvestasi dalam teknologi dan akan terjadi sebuah perpindahan tetap dalam manajemen. Pengguna-pengguna TI terus mengawasi ROI dan TCO dari investasi-investasi TI mereka. Tren 2006 akan berlanjut ke 2007.
Bertumbuhnya edukasi TI, pengembangan produk, ERP, CRM, HCM, layanan-layanan software atau bahkan integrasi usaha, semuanya adalah hasil dari evolusi TI dan penggunaannya untuk membangun usaha di seluruh dunia. Indonesia adalah sebuah pelanggan TI yang signifikan di wilayah ini.
Dalam sebuah pasar berkembang seperti Indonesia, konsolidasi menjadi semakin penting dan banyak organisasi TI bergerak menuju konsolidasi usaha. Dengan merger dan akuisisi-akuisisi, menjadi penting bagi perusahaan untuk memastikan integrasi yang mulus dari penggabungan aset-aset keuangan, sistem-sistem dan proses-proses, manusia, teknologi, IPR, produk-produk dan layanan-layanan dari hasil merger ini. Agar hal ini bisa berjalan lancar, organisasi harus mengadopsi sebuah pendekatan service-oriented architecture (SOA).
Seiring dengan persiapan perusahaan Indonesia untuk menghadapi persaingan keras dari perusahaan-perusahaan besar internasional dan dengan komoditas TI dan pengembangan teknologi baru, semakin banyak organisasi telah mulai dengan serius mengeksplorasi penggunaan TI inovatif untuk membantu mereka berkembang. Tahun 2007 ini akan ditandai dengan munculnya dan menjadi dewasanya alat-alat khusus TI seperti solusi software sebagai sebuah layanan, komputasi grid, business intelligence, CRM, dan HCM. Tidak hanya organisasi-organisasi besar yang akan mengadopsi teknologi-teknologi baru ini, bahkan UKM di Indonesia akan memintanya. Peningkatan baru ini bisa diatribusikan ke peningkatan lingkungan usaha yang bersaing dan juga garis batas yang ketat diatur oleh pembuat kebijakan dalam memastikan good governance.
Hasilnya adalah masalah-masalah yang berhubungan dengan kepatuhan, transparansi, dan pembobolan keamanan informasi pun menjadi titik-titik perhatian. Karena semakin banyak perusahaan Indonesia berpartisipasi sebagai penyedia, kontraktor atau pelanggan-pelanggan dalam ekosistem perdagangan global, pengertian akan penggunaan norma-norma kepatuhan global menjadi penting bagi perusahaan-perusahaan.
Saat ini, tanpa melihat di mana perusahaan tersebut berada, jika melakukan usaha dalam skala global, yang sekarang banyak dilakukan perusahaan Indonesia, mereka perlu dimengerti praktik-praktik terbaik dan ukuran kepatuhan yang diadopsi oleh perusahaan di berbagai tempat. Menjadi semakin penting bagi mereka untuk mampu melakukan usaha dengan perusahaan-perusahaan lain di seluruh dunia secara mulus dan bertanggung jawab.

Perkiraan-perkiraan Tren SOA
1. SOA dan standar-standar terbuka akan menjadi sebuah feature penting dalam investasi infrastruktur TI yang semakin besar. Sebagaimana perusahaan-perusahaan di Asia Pasifik dipaksa untuk lebih cepat menjawab tantangan-tantangan persaingan dan pelanggan yang semakin besar, banyak dari mereka akan mencoba menggunakan sebuah Service-Oriented architecture (SOA) sebagai sebuah pembeda usahanya. Dengan SOA, organisasi-organisasi akan memiliki sebuah infrastruktur yang fleksibel dan bisa diadaptasi, yang akan membuat mereka untuk menjadi lebih luwes sekaligus di saat yang sama mengurangi biaya pengaturan lingkungan-lingkungan TI mereka.
2. Organisasi-organisasi akan terus mencari cara untuk mengurangi biaya TI. Organisasi-organisasi dalam berbagai ukuran akan terus mencari cara untuk mengurangi biaya infrastruktur TI usaha mereka. Komputasi grid dengan real application clusters dan sebuah teknologi dan software aplikasi terintegrasi dengan fungsi-fungsi yang spesifik dengan industri dan proses usaha yang bisa beradaptasi akan secara dramatis membantu mengurangi biaya implementasi dan manajemen software.
3. Peningkatan fokus pada Business Intelligence
Business Intelligence (BI) akan terus menjadi sebuah prioritas teknologi bagi CIO-CIO. Sebuah survei Gartner yang dilakukan di awal tahun 2006 dengan sekitar 1.400 CIO menempatkan BI sebagai prioritas teknologi nomor satu.
Sejarahnya, BI selalu "dianaktirikan" dan hanya digunakan untuk analisis yang melihat ke belakang seperti aplikasi-aplikasi pelaporan dan tipe query. Gelombang BI selanjutnya akan digunakan lebih luas dalam organisasi-organisasi dan enterprise mereka untuk menyediakan informasi analisis real time strategis bagi pembuatan keputusan usaha.
Perusahaan akan mendapatkan pemandangan-pemandangan usaha yang lebih lengkap dan tepat waktu dan juga mendorong aksi dan proses yang lebih efektif, melalui kombinasi database dan aplikasi-aplikasi analisis dan juga memasukkan alat-alat BI dalam proses-proses usaha. Organisasi terkemuka di wilayah ini menggunakan alat-alat BI dan aplikasi data warehousing.
Oracle adalah vendor paltform BI stand-alone dengan pertumbuhan tercepat di Asia Pasifik, tidak termasuk Jepang. Menurut sebuah laporan Gartner 15 Januari 2007 baru-baru ini, Oracle mencatat pertumbuhan pendapatan 64,8% di pasar BI stand-alone di Asia Pasifik di tahun 2005, dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pertumbuhan pasar rata-rata dalam pasar platform BI stand alone adalah 12,1%.
4. Peningkatan penerimaan dan permintaan untuk software sebagai sebuah layanan
Software sebagai sebuah layanan adalah istilah yang menjelaskan generasi berikutnya dari penghantaran, implementasi dan manajemen software. Semakin banyak organisasi di Asia Pasifik menemukan nilai software sebagai sebuah layanan. Organisasi-organisasi ingin orang-orang TI mereka berfokus dalam aktivitas yang memiliki return on investment (ROI) yang bisa diperlihatkan. Dengan melakukan outsourcing elemen-elemen kunci dari operasi TI mereka ke sebuah penyedia layanan yang sudah berpengalaman, usaha-usaha mencapai efisiensi yang lebih besar, mengurangi pengeluaran-pengeluaran TI ke sebuah biaya bulanan yang bisa diperkirakan dan meningkatkan kehandalan, skalabilitas, dan keamanan sistem TI mereka.

Solusi-solusi yang di-host (software sebagai sebuah layanan atau software as a service) telah mendapatkan banyak perhatian di tahun sebelumnya sebagai salah satu teknologi yang menjanjikan fleksibilitas dengan set-up yang lebih cepat dan biaya implementasi yang lebih rendah, sementara solusi on-premise terus menjadi sebuah pilihan deployment yang penting. Berkembangnya solusi-solusi yang di-host memberikan opsi bagi pelanggan-pelanggan untuk memilih dari kombinasi-kombinasi hybrid dari kedua solusi di-host (SaaS) dan on-premise untuk memenuhi kebutuhan usaha yang spesifik.

SOA dan Integrasi
Peranan SOA dalam integrasi proses bisnis,bisa dalam internal perusahaan maupun antar perusahaan. Dalam internal perusahaan,penerapan SOA memungkinan unit-unit bisnis bekerja secara sinergi, dari pabrikasi hingga distribusi dapat lebih sinkron. Kerjasama antar perusahaan bukan hal yang mustahil lagi pada masa ini. Sebuah perusahaan yang membuka layanan pembelian online harus dapat mengirimkan produknya kepada
customer.
Untuk itu, ia harus bekerja sama dengan agen pengiriman, yang akhirnya akan bekerja sama lagi dengan jasa penerbangan kargo. Bayangkan, jika masing-masing perusahaan itu menggunakan aplikasi yang tidak bisa saling berkomunikasi sehingga cara yang mungkin dilakukan hanyalah cara manual yang sudah pasti akan memakan waktu lama. Jika semua aplikasi yang dipakai sudah menerapkan SOA, masing-masing dapat saling berkomunikasi sehingga diperoleh hasil/respon realtime. Bayangkan juga sebuah agen perjalanan yang menyediakan jasa wisata liburan. Perusahaan ini harus bekerjasama dengan hotel dan jasa angkutan yang ada di lokasi wisata. Solusi yang umum dilakukan adalah membuat sistem integrasi untuk aplikasi yang ada. Itu berarti untuk setiap pembukaan lokasi wisata baru atau penambahan hotel baru, sistemnya harus di-setup agar dapat menyesuaikan. Proses setup ini jelas memakan waktu dan biaya yang tidak sedikit jika tidak menggunakan prinsip SOA.

SOA dan Akses Multi-channel
Sekarang ini hampir semua bank sudah memungkinkan nasabahnya mengakses layanan dari berbagai sumber, mulai dari cara konvensional melalui teler, cara laya-nan mandiri melalui ATM, lewat internet atau handphone, dan layanan hotline phone banking. Semua ini bertujuan makin memudahkan nasabah untuk mendapatkan layanan. Tetapi jika semua access-point itu tidak terintegrasi dengan baik, bukan kepuasan yang akan didapatkan nasabah.

Sebuah Permulaan dari Perjalanan Panjang
Penerapan SOA pada perusahaan jelas merupakan investasi yang mahal dan ber-jangka panjang. Perusahaan tidak akan mendapatkan manfaatnya secara langsung hanya dengan mengganti semua aplikasi yang dipakai mendukung SOA. Hanya ketika perusahaan dapat membuat proses bisnis baru, dan membuat aplikasi hanya dengan menggunakan servis yang telah ada baik sebagian maupun keseluruhan, barulah perusahaan itu memperoleh manfaat SOA. Ketika perusahaan itu merger dengan peru-sahaan lain dan diperlukan sebuah sistem pelaporan baru yang mengintegrasikan sistem yang ada, dapat dibuat dengan lebih cepat, barulah manfaat SOA dapat dirasakan. Penerapan SOA adalah sebuah awal dari perjalanan untuk mendapatkan fleksibilitas aplikasi yang digunakan untuk mendukung proses bisnis. SOA akan memisahkan mana yang menjadi keahlian orang TI dan orang bisnis. Tugas orang TI adalah merancang servis, sedangkan tugas orang bisnis adalah mengkombinasikan servis-servis yang ada untuk menghasilkan sebuah nilai baru, yang pada akhirnya menjadi sebuah keuntungan baru perusahaan.

Sejauh mana adopsi SOA di Asean?
Asean memang paling belakang mengadopsi SOA dari pada kawasan lain. Tahun ini, ada area-area yang tumbuh dan ada ketertarikan dari sektor-sektor pesat seperti finansial, asuransi, dan pemerintah diikuti telekomunikasi dan lainnya.
Menariknya di pemerintahan yang biasanya menghindari risiko kini sudah mulai cepat mengadopsi SOA. Dari mereka kami ketahui, mereka seperti sektor lainnya sudah menyadari perlu pendekatan arsitektur evolusi yang minim risiko daripada gonta-ganti aplikasi di sana-sini untuk menjamin TI mereka di lintas organisasi dapat melayani warga negaranya termasuk bertukar data dalam rangka penegakan hukum dengan baik. Komunikasi antarinstansi pun jalan.
Sektor asuransi pun kini berpikir proses membantu mereka dengan kemampuan menggunakan sistem secara tepat.

Apa risiko ketertinggalan mengadopsi SOA?
Saya kira pemimpin bisnis di Asean yang tidak mengambil peran dalam proses pengambilan keputusan SOA bisa mendapatkan kondisi yang tidak menguntungkan di tengah ketatnya persaingan bisnis.

Bagaimana SOA bekerja?
Inovasi membutuhkan perubahan dan SOA memudahkannya. SOA adalah arsitektur yang mendukung integrasi bisnis sebagai layanan yang terhubung dan menjadi jalan menuju inovasi.
Pada kasus merger dan akuisisi, biasanya banyak dilibatkan aplikasi serta data, dan tiap perusahaan sangat berbeda sistemnya satu sama lain ini mendorong CIO dan CEO harus cepat mengintegrasikan informasi. Dengan teknologi, dibantu adapter dan sistem, aplikasi tadi dapat saling berkomunikasi.

SOA juga menjadi strategi bisnis berbasis teknologi dan hasil evolusi untuk mengintegrasi berbagai sumber informasi dari sumber kode atau platform yang berbeda-beda.
Maklum saja, departemen yang berbeda di organisasi memilih paket CRM, SAP atau lainnya untuk manufaktur. Di bagian penjualan atau fungsi finansial ada software aplikasi lainnya. Setiap departemen punya aplikasi dan database, kadang ada database pelanggan di satu titik dan ada aplikasi lain di bagian database.
Aplikasi-aplikasi ini dasarnya berbeda termasuk tekniknya. Peran CIO adalah melakukan perubahan agar menjadi lebih baik dan mengintegrasi ratusan program dan data.

SOLUSI
Berdasarkan analisis di atas, solusi yang ditawarkan yaitu menerapkan sistem SOA pada Peachtree Healthcare dengan melihat berbagai perspektif yaitu :
1. Dalam situasi Peachtree Healthcare, bisnis yang berisiko direkomendasikan untuk menguji teknologi yaitu dalam lingkungan perawatan kesehatan, biaya
load belum ditentukan, dan manfaat yang tidak
tentu. Kenyataan bahwa saat ini sistem lingkungan
di Peachtree Healthcare ragu menyebabkan staf sistem
untuk mencari pendekatan yang lebih baik. Tetapi membangun rencana yang menggunakan metodologi yang belum teruji bukanlah keputusan yang baik-
terutama karena saham di perawatan kesehatan
lingkungan kerja benar-benar bisa hidup atau mati
serta keuangan. Dalam pelayanan kesehatan ini, ada beberapa elemen yang harus disertakan dalam setiap perencanaan TI. Sistem perusahaan harus mencakup data-
dasar yang akan memungkinkan untuk melacak perawatan. Hal ini dapat melakukan banyak hal lebih baik dengan dimulai dengan visi yang luas untuk re-sistem.
Hasil pengujian dan membangun rencana lengkap
mencapai tujuan masing-masing dalam visi tersebut. Sys-
sistem pendokumentasian dalam lingkungan perawatan kesehatan harus menjadi alat yang digunakan untuk meningkatkan kinerja dalam konteks strategi yang dipertimbangkan.
2. Profil risiko Peachtree Healthcare akan membantu untuk mengetahui bagaimana toleran terhadap risiko perusahaan. Tetapi bahwa manajemen sedang mempertimbangkan layanan-arsitektur berorientasi ketika orang lain dalam industri perawatan kesehatan telah mengarahkan jelas menunjukkan kesediaan beberapa untuk keluar menjelang kurva. Jelas ini adalah sebuah situasi yang terikat waktu. Perusahaan tidak memiliki waktu menunggu lebih banyak kepastian; infrastruktur perlu solusi sekarang. Implementasi SOA adalah yang terbaik akan mengambil keuntungan penuh dari fungsi sistem warisan namun tidak hanya menemukan kembali sistem yang lebih lama dalam bentuk SOA lebih baru. Peachtree Healthcare telah menggunakan sistem lama diaman proses manual untuk IT. Sistem klinis Peachtree sangat diperlukan untuk melaksanakan misi perusahaan. Dokter dan pasien tergantung pada mereka, sehingga keandalan sangat penting. SOA dapat dibawa bersama dengan cara yang mengelola menurunkan risiko dan menghormati kebutuhan keandalan. Pada akhirnya, perusahaan harus memiliki sistem yang akan bekerja secara ketergantungan. SOA berbasis lingkungan yang tidak fungsional adalah kegagalan. Dalam hal itu, Peachtree akan lebih baik dengan sistem monolitik. Karena yang dipertaruhkannya begitu tinggi, perusahaan harus membawa sistem fleksibel dan arsitektur.
Tetapi penting untuk diingat bahwa orang sering mulai berpikir untuk SOA sebagai sebuah proyek. Candace harus merekomendasikan bahwa Peachtree gilirannya menuju implementasi tambahan dari SOA.
3. Jika arsitektur berorientasi layanan dapat
benar-benar menepati janji atas incremental
perubahan, dapat menyediakan fondasi teknologi untuk standardisasi. Yang lebih penting untuk dipertimbangkan Peachtree Healthcare adalah bahwa sekitar 40% dari pengguna SOA saat ini mengatakan bahwa ini membantu mereka untuk mencapai transformasi bisnis strategis. Mengapa SOA mengumpulkan begitu banyak kegunaan ? Karena desain model, mempersiapkan sebuah perusahaan
teknologi untuk mengganti dengan perusahaan. Setiap bisnis tugas utama (seperti memesan diagnostik
pengujian atau memasukkan catatan klinis pada pasien
record) memiliki perangkat lunak, terpisah disederhanakan disebut "layanan bisnis.". Desain SOA didasarkan tidak memerlukan layanan Web, namun
keuntungan gabungan mereka memberikan potensi kuat untuk integrasi bisnis dan fleksibilitas. SOA akan memungkinkan Peachtree untuk menggantikan hanya
paling rusak bagian dari teknologi dasar yang sudah ada. Retrofitting sistem lama dengan bisnis-
interface layanan umumnya jauh lebih murah
dari pengganti. Manfaat dari standarisasi luas sangat tergantung pada keberhasilan satu besar proyek, multiyear. Pendekatan terbaik dengan SOA adalah serangkaian proyek kecil tapi independen dalam suatu portofolio keseluruhan inisiatif perbaikan. Ini memberikan banyak kesempatan untuk menilai, menyesuaikan, reprioritize, dan mendesain ulang sepanjang jalan. Selanjutnya, setelah sistem berbasis SOA yang diterapkan, organisasi dapat terus meningkatkan mereka. Desain model bisnis SOA adalah yang terbaik cocok untuk Peachtree. Mereka akan memungkinkan perusahaan untuk mengelola risiko bisnis dan perubahan teknologi (termasuk risiko sendiri SOA).
4. Dalam budaya perusahaan sistem perawatan kesehatan seperti Peachtree Healthcare, rumah sakit yang terdiri dari masyarakat dan sebagian besar lembaga pendidikan, persyaratan pekerjaan mengambil beberapa bentuk. Transisi ke sistem komputerisasi untuk charting informasi klinis menyajikan masalah untuk mereka yang dituduh dengan mendirikan dapat dilaksanakan strategi IT. Mereka harus menerima bahwa banyak dokter akan menolak menerapkan teknologi canggih untuk kegiatan sehari-hari. Peachtree tidak boleh mencoba untuk mengubah fitur penting tentang bagaimana dokter bekerja di rumah sakit komunitasnya.
KESIMPULAN
1. SOA (Service oriented architecture) / Arsitektur berorientasi layanan dimana dengan SOA bisa membuat dan dapat digunakan dalam proses bisnis dalam bentuk paket layanan sepanjang siklus hidupnya. SOA juga mendefinisikan dan menentukan arsitektur teknologi informasi (TI) yang dapat menunjang berbagai aplikasi untuk saling bertukar data dan berpartisipasi dalam proses bisnis. Fungsi-fungsi ini tidak terikat dengan sistem operasi dan bahasa pemrograman yang mendasari aplikasi-aplikasi tersebut.
2. SOA membagi fungsi-fungsi menjadi unit-unit yang berbeda (layanan), yang dapat didistribusikan melalui suatu jaringan dan dikombinasikan serta digunakan ulang untuk membentuk aplikasi bisnis. Layanan-layanan ini saling berkomunikasi dengan mempertukarkan data antar mereka atau dengan mengkoordinasikan aktivitas antara dua atau lebih layanan. Konsep SOA sering dianggap didasari atau berkembang dari konsep-konsep yang lebih lama dari komputasi terdistribusi dan pemrograman modular.
3. Berdasarkan dari adanya beberapa permasalahan yang timbul pada perawatan kesehatan peachtree diantaranya terdapat tekanan akan standarisasi dalam segala proses sistem, teknologi yang kurang mendukung dan tidak kompatibel terhadap tujuan, visi, misi, dll. Sehingga diperlukannya adanya solusi untuk menjembatani hal tersebut diantaranya dengan melakukan beberapa perinsip-perinsip arsitektur dengan mendefinisikan kerangka kerja juga alat-alat yang dibutuhkan serta jenis teknologi informasi yang diperlukan, sesuai dengan kebutuhan bisnis yang diperlukan perawatan kesehatan peachtree.
4. Para pemegang kebijakan di perawatan kesehatan peachtree dapat mengambil kebijakan untuk mengembangkan arsitektur yang ada atau dengan membuat baru sesuai dengan visi, misi, tujuan, dalam berbagai bidang diantaranya : bisnis, sistem informasi dan teknologi, yaitu dengan menerapkan gaya arsitektur sistem SOA (service oriented architecture) / Arsitektur berorientasi layanan dimana dengan SOA bisa membuat dan dapat digunakan dalam proses bisnis dalam bentuk paket layanan sepanjang siklus hidupnya

ReferenSI
[1] John. P. Glaser, Too Far Ahead of the IT Curve?, Harvard Business Review, 2007
[2] Andris Anspoks, CIO, Service Oriented Architecture: Practical Implementation, Rīgas Satiksme, Latvia.
[3] http://www.mendeley.com/research/far-ahead-it-curve/
[4] http://id.wikipedia.org/wiki/SOA.
[5] Ilmu Komputer.com
[6] Majalah Insite Metrodata
[7] Detikinet.com
[8] eBizzAsia.com
[9] Indocommit.com
[10] SDA-Indo.com
[11] http://Subari.blogspot.com.

Kamis, 31 Maret 2011

Perjalanan Ke Singapore dan Beijing (Bagian Akhir)




Dear Bloggers,

Pada sesi akhir perjalanan ke Singapore dan Beijing ini, saya akan mengulas foto-foto menarik selama perjalanan untuk dishare bagi saudara yang akan berencana datang ke sana.

Kamis dan Jumat, 24-25 Juni 2010 :

Masih 2 hari lagi kegiatan konferensi, tidak mengurangi semangat kami untuk terus menambah wawasan tentang kriptografi terapan dan keamanan jaringan komputer serta tentunya objek wisata di Beijing...hehehehe. Setelah selesai konferensi, langsung berganti pakaian dan menuju Yashow lagi. Sejenak nongkrong di depan Yashow.



Setelah belanja pesanan para kolega, hang out dilanjutkan ke Wang Fu Jin. Di sini tempat berkumpulnya anak muda Beijing dan terdapat hotel, plaza, pusat pembelanjaan yang berjejeran toko apa saja dengan koleksi barang asli dan tentunya harga berbeda jauh dengan Yashow.







Saatnya kuliner langka di Wangfu Jin yaitu hewan-hewan yang tidak biasanya dimakan dan dibentuk seperti sate yaitu kelabang, bintang laut, hati monyet, kuda laut. Selain itu terdapat sea food express seperti cumi-cumi, gurita, dll. Di sebelah pusat makanan, terdapat pusat souvenir untuk oleh-oleh namun harganya tetap saja agak mahal.



Sabtu, 26 Juni 2010

Objek berikutnya pagi-pagi sudah sarapan dan siap menuju tembok china "the great wall". Setelah dijemput kendaraan dan teman dari KBRI, kami menuju tembok china yang jaraknya sekitar 60 km.
Pintu Badaling merupakan pintu yang teramai dan banyak pemandangan indah didapat dari pintu ini.





Alhamdulillah capek juga melihat tembok sampai sore hari, acara malamnya makan malam di sebuah resto mewah di Beijing dalam acara exit permit dengan KBRI. Hidangan dengan masakan ala Indosia-China sangat berkesan terutama steam ikan laut yang besar. Muantafff...

Minggu, 27 Juni 2010

Hari terakhir di Beijing untuk jalan-jalan, jam 8 pagi sudah menuju Temple of Heaven karena memang cukup ramai di sana kalau pagi hari. Tua muda, laki perempuan banyak melakukan aktivitas olahraga, berdansa, senam, atau sekedar menikmati keindahan taman.





Setelah itu segera meluncur ke Summer Palace yang jaraknya cukup jauh dari Beijing, namun dengan naik subway akan menjadi lebih cepat dan murah tentunya. Summer Palace merupakan tempat para raja dan ratu menikmati musim panasnya, terdapat danau kunming dan istananya.





Saking luasnya Summer Palace, akhirnya kami salah pintu keluar. Luar biasa kaki pegelnya sehingga naik becak dan lapar karena tidak ada yang menjual makanan. Bahkan Mc Donald yang terdekatpun penuh sesak, akhirnya kami menuju subway dan hang out ke Mall bawah tanah di Xidan Cultural Square. Setelah berkeliling ternyata sulit mendapatkan tempat makan yang halal, akhirnya naik subway lagi ke Wangfu Jin terdapat Mall of Oriental Plaza. Hurray...ada Sizzler, yuk mari makan...







Setelah menikmati sore hari di Wangfu Jin, kami kembali ke hotel untuk mandi dan mencari tempat makan malam di resto muslim : Kambing lagi....malam terakhir di Beijing hikhikhik tapi rindu Indonesia...




Senin, 28 Juni 2010 :

Besok paginya kami sudah harus di Bandara Internasional Peking untuk kembali ke Singapore. Nampaknya penerbangan SQ-803 jam 8.45 pagi agak telat 30 menit, namun kami menyempatkan menghabiskan uang yuan yang masih ada. Harga barang di bandara ini cukup murah dengan kualitas yang bagus. Teringat anak di rumah yang minta dibelikan tas sekolah dan sandal panda.



Siang hari sudah sampai Singapore dan tanpa menyia-yiakan waktu langsung ke patung singa merlion dengan menaiki MRT. Cukup mahal biaya MRT sekali naik SGD 2 (Rp. 16.000,-).







Selesai sudah di Singapore, kami kembali ke Jakarta dengan penerbangan SQ-870 pukul 19.30 dan tiba pukul 21.30 WIB di Bandara Soetta. Inilah akhir dari cerita perjalanan ke Singapore dan Beijing, semoga dapat membantu anda dalam mencari referensi tentang Singapore dan Beijing. Semoga dapat disambung cerita lagi dengan tema lain negara. Xie Xie...