Sabtu, 19 Februari 2011

Ini Dia Kawat dari Kedubes AS di Jakarta !!! (Bagian 2)



Dear Bloggers,

Sebanyak 4.872 dari 251.287 kawat telah ditayangkan oleh wikileaks sejak 28 November 2010, baru 2 dari 3.059 kawat dari Kedubes AS di Jakarta dan Konsulat AS di Surabaya yang dilansir. Kawat yang pertama berisikan rencana aksi sehubungan kedatangan Obama di Jakarta pada tahun 2010, sedangkan kawat yang kedua berisikan dukungan Indonesia terhadap situasi di Georgia pada tahun 2008 (saat itu Indonesia sebagai Anggota Dewan Keamanan PBB).



Terlihat betapa dominannya peran AS dalam lahirnya sebuah resolusi DK PBB. Mereka bukan hanya menggunakan jalur diplomatik (Kementerian Luar Negeri) tetapi juga menggunakan para ahli yang berasal dari Indonesia untuk mendesak Presiden, DPR dan Kemlu. Bayangkan kalau suatu negara tidak memiliki posisi tawar (bargaining position) dengan AS, pastinya akan mudah dimanfaatkan oleh AS untuk memperjuangkan kepentingan negaranya.



Berikut isi kawat tersebut :
Nomor : 08JAKARTA1532
Tanggal : 12 Agustus 2008;jam 07:07
Klasifikasi : Terbatas
Perihal : Mendesak Dukungan Indonesia pada Situasi di Georgia

1. Misi telah mendesak lawan bicara kunci Indonesia untuk mendukung rancangan Resolusi Dewan Keamanan PBB mengenai situasi di Georgia. Pejabat Pemerintah Indonesia telah menyetujui bahwa situasi itu sangat serius dan berjanji untuk bekerja dengan kami tentang hal tersebut di New York. Misi juga membantu ke legislator kunci dan ahli berpikir, mendesak bahwa mereka bekerja untuk mempublikasikan apa yang terjadi di Georgia. Misi juga berkoordinasi dengan Kedutaan Inggris dan Perancis.



2. Sejauh ini, ada beberapa liputan tindakan Rusia dari media lokal, tetapi sebagian besar orang Indonesia tidak terfokus pada situasi. Indonesia yang terlibat dalam hubungan internasional tampaknya benar-benar prihatin dengan egregiousness semata serangan Rusia.

3. Misi telah mendesak kontak utama Indonesia di Kantor Presiden dan Departemen Luar Negeri (Deplu) untuk mendukung rancangan resolusi DK PBB mengenai situasi di Georgia. Kami menekankan bahwa situasi sangat serius. Harus segera ada gencatan senjata, penarikan semua pasukan Rusia dan Georgia untuk posisi mereka sebelum 7 Agustus, dukungan internasional untuk mediasi dan implementasi lengkap dari perjanjian Moskow 1994. anggota DK PBB harus tetap teguh dalam menyerukan untuk mengakhiri konflik, bahkan dalam menghadapi veto Rusia.



4. Duta Besar ditinjau poin kunci dengan penasihat Presiden Dino Djalal. Djalal mengambil poin kami dan mengatakan ia akan meninjau masalah ini.

5. Poloff juga membahas situasi dengan Riando Sembiring, Deputi Direktur Urusan Keamanan Internasional dan Pelucutan Senjata di DEPLU. Sembiring setuju bahwa situasi di Georgia serius. Dia berjanji untuk meninjau poin reftel dengan para pejabat Deplu lainnya dan mengatakan Misi Indonesia di New York memandang ke depan untuk terus bekerja dengan Misi AS di United nation (USUN) tentang masalah tersebut.

6. Pol / C juga mengangkat isu ini dengan Theo Sambuaga, Ketua Komisi I DPR RI/urusan luar negeri. Sambuaga sepakat bahwa invasi Rusia "benar-benar tidak pantas" dan menyebutnya sebagai "instrumen tumpul." Dia berjanji untuk menekan Kantor Presiden dan Deplu untuk bergabung dengan Amerika Serikat dan anggota DK PBB lainnya mendukung resolusi. Sambuaga juga mengatakan dia akan berbicara kepada media dalam rangka untuk mendidik masyarakat Indonesia tentang keseriusan pada situasi dan pentingnya dukungan Indonesia untuk resolusi.



7. Poloff juga membahas situasi di Georgia dengan Rizal Sukma, seorang ahli urusan luar negeri yang berpengaruh di Center for Strategic dan International Studies (CSIS), organisasi pemikir terkemuka di Jakarta. (Catatan: Meskipun badan non-pemerintah, ahli-ahli di CSIS sering menyarankan DEPLU mengenai isu-isu utama internasional). Dia mengatakan ahli-ahli Indonesia sedang mengikuti masalah ini dan menghargai/mendengar pandangan pemerintah AS. Dia setuju bahwa situasi serius dan bahwa Indonesia harus mendukung upaya DK PBB untuk mengakhiri konflik. Poloff mendesak Sukma bekerja untuk mempublikasikan masalah tersebut. (Catatan: Sukma sering menulis opini-editorial berpengaruh tentang isu-isu kebijakan luar negeri di koran lokal).

8. Akhirnya, catatan poloff dibandingkan dengan Inggris dan Prancis rekan Kedutaan JAKARTA 00.001.532 002 DARI 002. Inggris menekankan masalah dengan lawan bicara Deplu dan telah menerima kembali pesan yang pada dasarnya positif yang sama seperti kita. Prancis belum menerima instruksi tentang hal ini tetapi akan mencari pertemuan yang tepat setelah mereka miliki. TIDAK BANYAK KESADARAN.

9. Sejauh ini, ada beberapa liputan situasi media lokal, tetapi sebagian besar orang Indonesia tidak terfokus pada situasi. Sebagian kecil dari masyarakat Indonesia yang terlibat dalam hubungan internasional tampaknya benar-benar prihatin dengan egregiousness semata serangan Rusia. Kami berpikir bahwa Pemerintah akan terus bersikap kooperatif di New York.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar